Reaksi seseorang terhadap kebencian dapat menentukan siapa yang sebenarnya menang dalam pertikaian. Jika kita membalas kebencian dengan amarah dan caci maki, kita justru masuk ke dalam permainan musuh, kehilangan kendali atas diri sendiri, dan akhirnya menjadi sama seperti mereka. Maka jangan balas kebencian dengan kemarahan.
Sebaliknya, kemenangan sejati adalah ketika kita tetap tenang, tidak terprovokasi, dan mampu merespons dengan cara yang lebih bijaksana. Dengan begitu, kita tidak hanya mempertahankan martabat, tetapi juga menunjukkan bahwa kebencian mereka tidak memiliki kuasa atas diri kita. Ini adalah bentuk kemenangan yang lebih bermakna, mengendalikan diri sendiri daripada dikendalikan oleh emosi negatif.
Jangan pernah membalas kebencian dengan amarah. Karena kebencian adalah beban yang terlalu berat untuk ditanggung. Ia melukai si pembenci lebih dari melukai yang dibenci. Amarah bukanlah jawaban atas ras benci. Hanya cinta yang bisa mengalahkan kebencian. Sebab. kebencian tidak akan pernah bisa mengalahkan cinta. Bila hari ini ada siklus kebencian pada manusia, itu terjadi karena dibalas amarah yang tidak ada habisnya.
Patut dipahami, kita tidak pernah bisa mengontrol orang lain untuk bersikap apapun. Orang lain mau benci, mau tidak suka sama sekali tidak bisa dikontrol. Terserah mereka mau seperti apa? Nyatanya, kita hanya bisa mengontrol diri kita sendiri, mengendalikan sikap kita. Untuk tetap berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang yang lain lagi, bukan untuk musuh kita. Jadi biarlah orang lain membenci kita, toh siapa yang menabur pasti akan menuai.
Bila akhirnya dibenci, rileks saja. Tetaplah berbuat baik dari menebar manfaat di manapun. Pilih lingkungan dan tempat yang baik. Dan kita tidak perlu membersihkan nama di cerita orang lain, biarkan mereka salah paham dan tenggelam dalam kebencian dan opini buruk mereka tentang diri kita. Just focus on yourself, upgrade diri, karena yang kenal kita sepenuhnya adalah diri kita sendiri. Jadilah literat, seperti saat bergaul di taman bacaan.
Dan yang paling penting, biarlah orang lain yang membenci kita. Tapi kita jangan pernah membenci diri kita sendiri. Karena benci memang tidak ada yang mempelajarinya namun semua orang bisa merasakannya. Salam literasi!