134 Pegiat Literasi dari 27 Provinsi Ikuti Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022

Survei tata kelola taman bacaan tahun 2022

Setiap 3 tahun sekali, TBM Lentera Pustaka melakukan Survei Tata Kelola Taman Bacaan. Tahun 2022 ini, survei ini diikuti oleh 134 pegiat literasi yang mengisi kuesioner di google form, meningkat 133% dibanding survei yang sama pada tahun 2019 yang diikuti 54 pegiat literasi. Komposisi responden pegiat literasi-nya terdiri dari: 64,6% laki-laki dan 35,4% perempuan. Itu data yang berbicara.

 

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini hanya salah satu cara untuk memperoleh gambaran umum tentang kondisi taman bacaan, di samping memetakan realitas taman bacaan yang ada di lapangan. Data-data terkait jumlah pembaca, jam buka, koleksi buku, dana operasional, kegiatan, animo, bahkan masukan dari responden ter-cover dalam survei ini. Setidaknya, survei ini pun bisa jadi “benchmark” untuk meilhat taman bacaan berdasar data dan angka yang lebih objektif.

 

Sebaran responden Survei Tata Kelola Taman Bacaan kali ini pun lebih luas. Per 1 Juli 2022, responden survei mencakup 27 Provinsi, yaitu: 1) Jatim, 2) Jabar, 3) NTT, 4) Jambi, 5) Jateng, 6) Sumut, 7) Maluku, 8) Papua Barat, 9) Sulsel, 10, Sumbar, 11) Kalbar, 12) Sulbar, 13) Sultra, 14) NTB, 15) Aceh, 16) Banten, 17) Lampung, 18) Sumsel, 19) Riau, 20) Sulteng, 21) DKI Jakarta, 22) Maluku Utara, 23) Bengkulu, 24) Kalteng, 25) Kalut, 26) Yogyakarta, dan 27) Bali

 

Bila dilihat domisili responden pun berada di 87 Kabupaten/Kota, seperti: Gresik, Bogor, Sukoharjo, Banyuwangi, Sumba Tengah, Jambi, Banyumas, Nias Selatan, Buru Selatan,  Sorong Selatan, Gowa, Asahan, Padang Panjang, Sidenreng Rappang, Cirebon, Seram Maluku, Mamuju Tengah, Tapanuli Utara, Matawae, Landak, Manggarai Barat, Grobogan, Wonogiri,  Buton Tengah, Pontianak, Boyolali, Aceh Barat Daya, Probolinggo, Purworejo, Kota Malang,  Semarang, Lampung Timur, Tanggamus, Jeneponto, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Bima,  Karo, Kolaka Timur, Blora, Agam,  Okut ,  Sukabumi, Konawe, Tangerang, Dharmasraya, Sumedang, Polewali Mandar, Tolitoli, Kuningan, Malang, Kota Tegal, Manggarai Timur,  Lampung Tengah, Lombok Tengah, Flores, Pelalawan, Ende, Timor Tengah Utara,  Banggai,  Jakarta Pusat, Halmahera Barat, Buton, Lembata, Kota Subulussalam, Lombok Timur, Jepara, Pekalongan, Majalengka, Rote Ndao, Musi Rawas, Kota Telukdalam, Palangkaraya, Demak, Banjarnegara, Teluk Bintuni, Indragiri Hilir, Bulukumba, Tana Tidung, Yogyakarta, Langkat, Palembang, Maros, Denpasar, Serdang Bedagai, Way Kanan, Palu, dan Padang.  Jumlah kabupaten/kota responden pun meningkat 171% dibandingkan survei tahun 2019 yang diikuti 32 kabupaten/kota.

 

Tentu, berdasarkan jawaban responden dalam survei ini memungkinkan untuk “disimpulkan” kondisi taman bacaan yang diwakili oleh responden. Sehingga dapat diketahui realitas dan karakteristik pegiat literasi di taman bacaan pada umumnya. Karena “peta jalan” taman bacaan atau literasi memang seharusnya berbasis data dan angka, bukan opini atau diskusi.

 

Lalu mau apa dengan survei tata kelola taman bacaan ini?

Data survei masih diolah dan responden pun masih tersu bertambah. Tidak muluk-muluk, setidaknya survei ini memberi pencerahan akan 3 hal. Pertama, tahu pentingnya data taman bacaan. Kedua, agar tahu kondisi objektif yang dialami pegiat literasi di daerahnya masing-masing. Dan ketiga yang paling penting, jadi punya informasi berbasis data tentang taman bacaan. Salam literasi #SurveiTataKelolaTBM #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *