Opini  

90% Kaum Milenial Terancam Bangkrut Di Masa Pensiun, Kok Bisa?

Masa pensiun kaum milenial bisa jadi suram. Karena faktanya 90% kaum milenial tidak memiliki persiapan masa pensiun atau hari tua. Begitu survei sederhana tentang dana pensiun yang dilakukan Perkumpulan DPLK kepada 100 responden milenial di Jabodetabek pada 2019. Agak mengkhawatirkan tentang persiapan masa pensiun atau hari tua kaum milenial.

 

Kaum milenial boleh jadi kebanggaan. Selain sebagai penerus bangsa, milenial juga sangat kreatif dan cerdas. Selain melek teknologi, kaum milenial pun “achievement oriented” dalam bekerja.Tapi sayang, kamu milenial pun identik dengan gaya hidup. Gemar nongkrong di kafe, no life no gadget, fashionable. Bahkan hidupnya tergolong konsumtif bahkan cenderung hedonis. Konsekuensi gaya hidup yang mahal lagi serba cepat dan instan.

 

Maka kaum milenial, mereka yang lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an harus berhati-hati dalam mengelola keuangan. Khususnya menyangkut masa pensiun atau hari tua. Memang masa pensiun masih lama. Tapi tidak ada salahnya kaum milenial tetap mempersiapkan hari tua. Melalui pendanaan untuk masa pensiun sepeti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

 

Menabung untuk masa pensiun, bila tidak dilakukan. Maka kaum milenial pun bisa jadi “bangkrut” di hari tua. Kaum milenial yang “miskin” di masa pensiun Saat muda kantong tebal. Tapi saat tua “dompet tipis”. Hal itu terjadi bukan disebabkan karena kaum milenial tidak punya uang. Tapi karena kaum milenial tidak mau mempersiapkan masa pensiunnya sendiri.  Tidam mau menyisihkan Sebagian gaji-nya untuk hari tua. Justru gampang terbuai oleh gaya hidup dan jiwa konsumerisme.

 

Lalu apa yang harus dilakukan kaum milenial untuk masa pensiunnya?

Selain pentingnya edukasi, kaum milenial memang harus eksekusi untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk program pensiun. Tapi sayangnya 60% kaum milenial tidak tahu tentang dana pensiun. Karena itu edukasi akan pentingnya dana pensiun di kalangan milenial sangat dibutuhkan. Sekaligus akses untuk membeli dana pensiun karena 77% dari mereka ingin punya dana pensiun atau DPLK secara individual.

 

Maka sebagai antisipasi terhadap kekhawatiran kaum milenial di masa pensiun. Kata kuncinya ada pada edukasi dana pensiun atau DPLK. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kaum milenial akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun sejak dini. Saat masih bekerja mulai mendanakan masa pensiunnya sendiri. Untuk mencapai hari tua yang sejahtera dan nyaman.

 

Kaum milenial mungkin berpikir mereka masih muda secara usia. Tapi itu bukan berarti tidak perlu menyiapkan program pensiun sejak dini. Namun kaum milenial pun harus paham tentang alternatif perencanaan keuangan di hari tua. Di antaranya melalui DPLK. Agar lebih mengerti pentingnya menyiapkan masa pensiun. Dan adalah “pekerjaan rumah” industri DPLK pula untuk menyediakan akses untuk bisa memiliki program dana pensiun secara lebih inklusif. Akses memiliki dana pensiun yang lebih mudah dan sesuai tuntutan teknologi.

 

Kaum milenial harus tahu. Siapa pun cepat atau lambat akan berhenti bekerja. Maka persiapkan sejak dini masa pensiunnya sendiri. Agar tidak “bangkrut” di hari tua. Karena pensiun bukan soal waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa saat tidak bekerja lagi? #EdukasiDanaPensiun #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *