Mpok Sylvi, begitulan panggilan akrabnya. Lahir di Jakarta, 11 Oktober 1958, putri dari pasangan Kol (Purn) HD. Moerdjani dan Hj. Ni’mah. Wanita pengagum warna orange ini dididik oleh orang tuanya dalam suasana disiplin dan demokratis, bersama Sembilan saudara kandungnya, ia terbiasa menggelar “meja demokrasi” di rumah, dialog bebas dan berpendapat.
Saat kecil ia mempunyai cita-cita menjadi guru, lalu beranjak remaja ia ingin menjadi pramugari, profesi yang dianggap keren, bertemu banyak orang, dan bisa keliling dunia. Lalu bergeser saat dewasa, ingin menjadi diplomat. Lalu sekarang cita-citanya kembali ingin mengajar. Bahkan ketika jadi Kepala Dinas Pendidikan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seringkali ia masuk ke kelas dan mengajar.
Kepada tim Podcast IKA UNJ, Mpok Sylvi menuturkan faktor yang mendorong untuk melanjutkan kuliah ke jenjang tertinggi, yaitu: 1) motivasi dari orang tua dan 2) dorongan dari suami. Hingga suatu kali, Mpok Sylvi bertanya pada suaminya saat diangkat jadi Kepala Biro, “Pah bangga ga mempunyai istri Kepala Biro Perempuan pertama di pemprov DKI Jakarta?” Suaminya menjawab “Papah tidak bangga, karena mama pas dipanggil masih Sarjana Hukum”. Itulah yang melecutnya untuk kuliah lagi.
Tidak cukup di situ, tepat diusia 50 tahun Mpok Sylvi pun menjadi Guru Besar, sekaligus terpilih menjadi Walikota Jakarta Pusat. Ia resmi menjadi Walikota Perempuan Pertama di Ibukota.
Motivasinya, ingin bermanfaat untuk orang lain. Itulah motivasinya jadi ASN dan Birokrat di Pemprov DKI Jakarta. Tahun 2016, ia mengundurkan diri sebagai ASN, bertepatan dengan momen dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Ia menghabiskan 31 tahun mengabdi sebagai ASN di DKI Jakarta.
Kuliah di UNJ lalu jadi Senator
Mpok Sylvi berkuliah program doctoral Manajemen Pendidikan di UNJ, saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Alasannya, karena kualitas pendidikan di UNJ yang bagus dan tergolong salah satu program studi paling terkenal di UNJ adalah Manajemen Pendidikan. Dosen UNJ terkenal dengan disiplin dan tepat waktu. Dua hal tersebut ia dapatkan salah satunya dari figur Prof. Dr. Conny Semiawan. Prof. Conny tidak mengenal Sylviana Murni bukan sebagai pejabat. Tapi sebagai mahasiwa. Sehingga dengan tegas ia menyatakan bahwa mahasiswa dilarang terlambat dan harus disiplin. Selepas lulus, Mpok Sylvi kemudian ditarik Prof. Nana Sudjana untuk menjadi asisten dosennya.
Karier Mpok Sylvi tergolong paripurna. Dari ASN eselon 1, pendidikannya tuntas program Doktoral, dan bahkan menjadi Guru Besar. Pagkat terakhirnya pun 4 E. Makai a pun hijrah. Untuk berjuang melalui jalur perwakilan daerah sebagai legislati sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, mewakili Provinsi DKI Jakarta. Akhirnya Pemilu 2019 ia terpilih menjadi senator mewakili DKI Jakarta.
Perjuangan dan pengabdian melalui DPD sebagai legislator, atasu biasa disebut senator menyiratkan satu hal yaitu pengabdian tanpa sekat, mewakili DKI tanpa memandang garis politik, garis agama, suku, budaya, dan lain-lain. Sebagai alumni UNJ, Mpok Sylvi patut diteladani. Selain menuntaskan pengabdian kepada masyarakat, ia pun bertekad menuliskan risalah kerjanya selama menjadi senator dalam buku laporan tahunan pribadi. Mpok Sylvi, perempuan literat dari Jakarta. #IKAUNJ #AlumniUNJ