Urus Taman Bacaan Sepenuh Hati, Bukan Setengah Hati

Sementara banyak yang berkata “urus saja dirimu sendiri”. Justru di taman bacaan, saya mengurus urusan ratusan anak-anak dalam hal membaca buku. Menyediakan akses bacaan dan mendampingi mereka setiap hari Minggu. Urus taman bacaan secara professional dan kreatif. Agar ikhtiar memotivasi anak-anak untuk membaca. Di samping memastikan anak-anak kampung tetap lanjut sekolah. Taman bacaan, memang sederhana namun bermakna. Maka urus taman bacan dengan sepenuh hati.

 

Urus taman bacaan. Agar menjadi menarik dan menyenangkan. Seperti yang dilakukan Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Setiap hari Minggu selalu menemani 160-an anak-anak kampung di taman bacaan. Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan kegiatan literasi hamper tiap minggu. Mulai dari kegiatan bulanan dengan menghadirkan “tamu dari luar”, laboratorium baca setiap minggu pagi, kebun baca lentera, membaca di sungai, baca di kebun, baca di jalan, pesta jajanan gratis, dan senam literasi yang diselenggarakan secara rutin. Tujuannya, agar anak-anak lebih dekat dan akrab dengan buku.

 

“Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat dilakukan sambil bermain di kebun baca lentera, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya, kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku, di manapun mereka berada” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor.

Taman Bacaan Lentera Pustaka

Sejak berdiri tahun 2017 lalu, TBM Lentera Pustaka awalnya hanya memiliki 14 anak dan menjalanprogram taman bacaan semata. Tapi kini, TBM Lentera Pustaka terus berkembang dengan menjalankan 12 program literasi yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya) dengan waktu baca 3 kali seminggu, kini setiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu, 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf agar terbebas dari belenggu buta aksara, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), dan 12) LIDAB (LIterasi ADAb) untuk mengajarkan adab ke anak-anak seperti memberi salam, mencium tangan, berkata-kata santun, dan budaya antre. Tidak kurang dari 250 orang menjadi penerima layanan literasi TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Pada tahun 2021 ini, TBM Lentera Pustaka pun terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar program “Kampung Literasi Sukaluyu” yang diinisiasi Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI dan Forum TBM. Hal ini menyusul prestasi Pendiri TBM Lentera Pustaka yang meraih penghargaan “31 Wonderful People tahun 2021” kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan dari Guardian Indonesia (September 2021) dan “Ramadhan Heroes” dari Tonight Show NET TV (Mei 2021), di samping menjadi sosok inspiratif dalam “Spiritual Journey” salah satu BUMN di Indonesia pada Oktober 2021 lalu.

 

Maka urus taman bacaan. Jangan urus yang lain apalagi orang lain.

Selain lebih bermanfaat, di taman bacaan, siapa pun belajar untuk berbuat yang baik. Tanpa peduli apa yang orang lain pikirkan atau katakan. Karena pegiat literasi hanya bertanggung jawab terhadap taman bacaannya sendiri. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #KampungLiterasiSukaluyu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *