Hidup siapa pun akan berubah lebih baik jika bersedia untuk mengubah diri sendiri terlebih dulu menjadi lebih baik.
Itulah kata bijak yang jadi spirit taman bacaan di era digital. Karena satu-satunya hal yang pasti terjadi dalam kehidupan di dunia ini adalah perubahan. Siapa pun tidak akan pernah bisa menghindari terjadinya perubahan. Lalu, kenapa hari ini masih ada manusia yang tidak mau berubah? Berharap tidak ada yang berubah dalam hidupnya.
Perubahan itu pasti terjadi. Apakah kita siap menerimanya atau tidak? Tentu, perubahan kea rah yang lebih baik. Bukan perubahan ke arah yang lebih buruk. Maka siapa pun, harus berani untuk berubah. Minimal bersedia ber-adaptasi terhadap perubahan. BUkan sebaliknya, tidak mau berubah sama sekali. Apalagi hanya mengkhawatirkan perubahan itu sendiri.
Berubah, itulah yang terjadi hari ini (16/02/2022) di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Perubahan yang paling kentara adalah ikon tampak muka “kuncup empat berjenjang” taman bacaan di kaki Gunung Salak Bogor kini berubah menjadi “bentangan garis lurus”. Akibat pembangunan “Roofop Baca – Lantai 2” TBM Lentera Pustaka sebagai perluasan area baca seluas 50 meter persegi. Untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Di rooftop baca inilah, nantinya anak-anak bisa membaca sambil menatap gunung yang berkabut. Sebagai tanda bersyukur dan bukti kebesaran Allah SWT. Tentang nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustaka?
Ikon tampak muka “kuncup empat berjenjang” TBM Lentera Pustaka segera berubah jadi “bentangan garis lurus”. Sebagai bukti jalan lurus pengabdian dan kemanusiaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Karena “garis lurus” adalah jarak terpendek yang membedakan antara orang peduli dan tidak peduli; antara anak yang membaca dan anak yang tidak membaca. Sekaligus simbol penyingnya kolaborasi taman bacaan dengan perusahaan swasta. Karena seluruh biaya pembangunan rooftop baca TBM Lentera Pustaka ini disponsori oleh Bank Sinarmas sebagai bank swasta nasioanl yang peduli taman bacaan, melalui CSR korporasi tahun 2022.
Kenapa taman bacaan harus berubah?
Karena TBM Lentera Pustaka, saat didirikan tahun 2017 lalu, hanya jadi tempat baca 14 anak, kini ada 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari. Sukajaya). Koleksi buku yang tadinya hanya 600 buku, kini berubah jadi lebih dari 10.000 buku. Dari tidak punya relawan, kini menjadi tempat pengadian 18 relawan taman bacaan. Berbekal spirit perubahan dan mengembangkan model “TBM Edutainment”, di usianya yang ke-5 tahun, kini telah berkembang dan menjalankan 12 program literasi yang mencakup: 1) TAman BAcaan (TABA) dengan 130 anak pembaca aktif usia sekolah yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya) dan terbiasa membaca 3-8 buku per minggu per anak, 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai sekolah/kuliah, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 33 ibu-ibu anggota, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng) melalui celengan, 10) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali, 11) LITFIN (LITerasi FINansial) sebagai edukasi keuangan, dan 12) LIDAB (LIterasi ADAb) untuk mengajarkan akhlak dan kesantunan. Tadinya hanya 14 pengguna layanan, kini tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan literasi TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.
Berbagai catatan prestasi pun ditorehkan taman bacaan di kaki Gunung Salak Bogor ini pada tahun 2021 lalu, seperti: 1) Terpilih “Jagoan 2021” dari RTV (tayang 29 Des 2021), 2) Sosok Inspiratif Spiritual Journey dari PLN (Okt 2021), 3) Terpilih “31 Wonderful People 2021” dari Guardian Indonesia (24 Sept 2021), 4) Terpilih “Ramadhan Heroes” dari Tonight Show NET TV (6 Mei 2021), dan 5) Terpilih program “Kampung Literasi 2021” dari Dit. PMPK Kemdikbud RI (14 Nov 2021).
Sekali lagi, perubahan itu pasti terjadi. Berubah pun jadi sikap dan perilaku yang sulit dihindari lagi. Apa pun di dunia akan menjadi lebih baik bila orangnya mau berubah ke arah yang lebih baik. Tidak terkecuali taman bacaan dan pegiat literasi di Indonesia. Karena sejatinya, kecerdasan yang paling hakiki adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Literasi itu mau berubah. Tidak ada orang yang bijaksana saat dia tidak pernah mau berubah.
Memang, tidak semua hal bisa diubah. Tapi minimal, penting mengubah cara pandang dalam melihat sesuatu yang berubah di depan mata, seperti yang dilakukan TBM Lentera Pustaka. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka