Relawan taman bacaan memang tidak dibayar, bukan karena mereka tidak berharga, namun karena mereka tidak ternilai harganya.
Kalimat itu tertuang jelas dalam buku kumpulan artikel kisah nyata “31 Relawan TBM Menulis untuk Literasi” sebagai bagian dari penguatan literasimasyarakat yang diluncurkan di TBM Lentera Pustaka pada Minggu, 17 November 2024. Buku ini merupakan realisasi dari Pelatihan Menulis Relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor dalam rangka Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI. Peluncuran dilakukan oleh Mustopa Alwi (Koordinator Relawan TBM Lentera Pustaka) bersama tim relawan lainnya: Sabda, Fadil, Farida, Reza, Susi, Ai, Zhia, Dilla, Yasin, Kayla, Nurhasanah dan Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka) di hadapan 100 anak-anak pembaca aktif yang sedang giat membaca,
Tidak dapat dibantah, peran relawan di taman bacaan pasti sangat penting. Semangat kerelawanan untuk membantu orang lain telah menjadi “jalan hidup sosial” yang mereka tempuh. Karena relawan di taman bacaan, bukan bekerja atas nama uang, Tapi atas nama hati dan ruang kebaikan. Relawan hanya berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan. Membimbing dan melayani anak-anak dan warga yang membaca.
Sebagai aktivitas sosial, taman bacaan masyarakat sangat membutuhkan relawan. Untuk memastikan semua program literasi dan kegiatan membaca berjalan secara optimal. Relawanlah yang menjadi ujung tombak taman bacaan, yang saling bahu-membahu dan saling melengkapi demi tegaknya tradisi baca dan budaya litetrasi masyarakat. Maka harus disadari, relawan taman bacaan memang tidak dibayar, bukan karena mereka tidak berharga namun karena mereka tidak ternilai harganya.
Pada buku ini, 31 relawan TBM Lentera Pustaka menuliskan ekspresi dan kisah nyata selama berkiprah dan mengabdi di taman bacaan. Atas nama kemanusiaan, para relawan membuktikan komitmen dan konsistensinya di “jalan sunyi pengabdian” sekaligus menjadi ladang amal untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama.
TBM Lentera Pustaka sebagai salah satu penerima Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI telah mengeksekusi 8 (delapan) program andalan yang dibingkat dalam event “Festival Literasi BACA EUY” untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Seluruh aktivitas literasi akan digelar selama bulan Oktober 2024, dengan melibatkan tidak kurang dari 390 audiens dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak usia sekolah, anak kelas prasekolah, kaum ibu, karang taruna, mahasiswa, dan relawan TBM.
Ke delapan program andalan TBM Lentera Pustaka selama Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 terdiri dari: 1) Read Aloud – Membaca Nyaring (6 Oktober 2024 dikuti100 anak-anak usia sekolah), 2) Pembelajaran Calistung (10 Oktober 2024 diikuti 40 anak kelas prasekolah), 3) Pelatihan Menulis untuk TBM (12 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan karang taruna), 4) Kemampuan Dongeng (13 Oktober 2024 diikuti 50 anak pembaca aktif usia sekolah), 5) Penyuluhan Ayo Membaca ke TBM (13 Oktober 2024 diikuti 50 kaum ibu pengantar anak ke taman bacaan), 6) Diskusi Semangat Kerelawanan (20 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa), 7) Motor Baca Keliling – MOBAKE (20 dan 27 Oktober 2024 dengan 60 anak usia sekolah), dan 8) Workshop Penguatan Media Sosial TBM (26 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa).
Patut diketahui, setelah 7 tahun beroperasi, TBM Lentera saat ini menjalankan 15 program literasi, mulai dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 140 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Kopi Lentera, kafenya literasi temoat ngopi sambil baca. Beroperasi 6 hari dalam seminggu (kecuali Senin), TBM Lentera Pustaka didukung oleh 6 wali baca dan 12 relawan dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.
Melalui Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI, TBM Lentera Pustaka semakin mendapat simpati dari masyarakat dan animo anak-anak baru di taman bacaan dan kelas prasekolah tersu bertambah. Terbukti, taman bacaan mampu meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di era digital. Melalui buku 31 relawan menulis untuk literasi, TBM pun bukan hanya tempat membaca dan berkiprah sosial tapi menjadi sarana untuk mengekspresikan tulisan.
Cukup sampai dengan menulis buku? Tidak, pada Minggu 24 November 2024, TBM Lentera Pustaka pun menggelar Festival Literasi Gunung Salak #7 sebagai syukuran 7 tahun taman bacaan, di samping menggelar “pesta rakyat taman bacaan” sebagai ajang kreasi semua penggun layanan TBM Lentera Pustaka. Salam literasi #BukuLiterasi #TBMLenteraPustaka #KomunitasPenggerakLiterasi #BanpemLiterasiBadanBahasa #FestivalLiterasiGunungSalak