Setelah ditunggu dan dinantikan setahun lamanya, akhirnya momen lebaran 2023 tiba. Selain jadi momen untuk silaturahim keluarga dan kerabat, lebaran atau Idul Fitri sering dijadikan tradisi dan momen penting untuk saling bermaaf-maafan. Untuk mengakui kesalahan dan kekhilafan yang pernah terjadi antar sesama anggota keluarga atau anggota masyarakat. Hubungan yang pernah terganggu akibat salah dan khilah dalam pergaulan, pertemanan, dan pembicaraan.
Meminta maaf, sering kali dianggap hal sederhana. Bahkan tidak sedikit yang menganggap sepele. Sehingga meminta maaf atau bermaaf-maafan jadi kehilangan maknanya. Padahal sejatinya, meminta maaf itu penting bagi siapapun. Sebagai bukti bahwa tiap manusia pasti berbuat salah dan khilaf baik sengaja maupun tidak sengaja. Sekaligus menjadi introspeksi diri dalam memandang masalah atau perbuatan salah yang pernah dilakukan.
Sayangnya, banyak orang yang sulit berkata-kata soal cara meminta maaf. Bingung harus bagaimana cara meminta maaf. Tidak tahu cara yang tepat untuk memulai obrolan meminta maaf. Memang tidak mudah meminta maaf secara gentle, secara lapang hati dan ikhlas melakukannya. Apalagi di momen lebaran yang sakral seperti sekarang.
Meminta maaf adalah keharusan. Atas segala sikap dan perilaku salah dan khilaf yang pernah terjadi. Jadi, meminta maaf bukan hanya penting tapi wajib dilakukan. Tentu dengan ikhlas, tulus, dan lapang hati sebagai landasan moralnya. Untuk itu, kurang elok bila meminta maaf dengan 4 (empat) cara begini di momen lebaran:
- Meminta maaf tanpa meminta maaf. Entah akibat marah atau dendam, banyak orang yang merasa meminta maaf tanpa meminta maaf. Tidak ada kata-kata atau tindakan bersalaman yang dilakukannya kepada orang yang mau diminta maaf atau dimaafkan? Jadi, meminta maaf ya harus dikatakan atau dilakukan.
- Meminta maaf tapi masih membenarkan sikap salahnya. Karena masih ada saja orang yang meminta maaf lalu menjelaskan perbuatan salahnya yang lalu. Meminta maaf tapi masih menyalahkan orang lain. Minta maaf ya minta maaf saja, tanpa alasan apapun. Apalagi masih mengungkit kesalahan orang lain padanya.
- Meminta maaf tapi bertele-tele. Tidak ada kata-kata yang terus terang dalam meminta maaf.
Seperti meminta maaf melalui WA atau SMA padahal harusnya bisa bertatap-muka alias ketemu. Meminta maaf secara tersirat padahal bisa bertemu langsung. - Meminta maaf sambil menyakiti lagi. Saat momen lebaran memang meminta maaf tapi di saat yang sama langsung menyakiti orang lain lagi dengan cara berkata-kata yang buruk atau berperangai tidak baik saat silaturahim lebaran.
Sekali lagi, kurang elok meminta maaf di momen lebaran dengan 4 cara di atas. Meminta maaf ya meminta maaf saja tanpa alasan apalagi pembenaran sikap dan perilaku salah. Mungkin, pengakuan atas kesalahan yang terjadi boleh saja tidak diakui. Tapi saatnya meminta maaf ya dilakukan saja secara ikhlas dan tulus. Bila tidak mampu menyebutka kesalahannya, maka cukup berkata “meminta maaf”.
Meminta maaf juga tidak harus berpelukan. Cukup meminta maaf dengan kata-kata atau sambil bersalaman. Dan yang paling penting, bila sudah meminta maaf ya jangan berbuat lagi kesalahan yang sama. Jangan mengulangi kesalahan yang sudah diminta maaf.
Karena siapapun saat meminta maaf, tidak lagi diperlukan. Soal siapa yang salah siapa yang benar. Cukup meminta maaf saja. Salam literasi!