Suatu ketika, seorang anak dengan ayahnya berada di sebuah gudang kosong yang gelap. Tidak orang, tidak ada siapapun. Di ruang hampa. Karena saking gelapnya, saat si anak melangkah pelan kakinya tersandung. Secara spontan si anak, berteriak “Aduuuhh..!!”. Dan tidak lama berselang, si anak tadi pun mendengar suara dengan bunyi serupa dari dalam gudang kosong yang gelap. “Aduuuhh..!!
Merasa ada suara asing menyerupai teriakannya, si anak pun bertanya dengan suara keras kembali, “Hey, siapa kamu..??” Dan kembali lagi, ada suara serupa dengan kalimat yang sama dari dalam gudang kosong, “Hey, siapa kamu..??”
Tidak hanya itu, merasa mendapatkan tantangan, si anak pun kemudian berkata lagi dengan sedikit kesal, “Hai, pengecut kamu..!! Dan lagi-lagi, ia mendapatkan balasan serupa. “Hai, pengecut kamu..!!
Di gudang kosong itu, si anak semakin kesal. Makin kesal dibuatnya. Tiap kali melontarkan kata-kata selalu dibalas dengan ucapan yang sama. Jengkel, kesal dan emosi berpadu satu pada si anak. Tiap kali berkata-kata, selalu dijawab oleh suara di dalam gudang kosong dengan ucapan yang sama.
Sang ayah hanya memperhatikan ucapan-ucapan si anak sejak tersandung di gudang kosong. Lalu sang ayah mendekatinya dan berkata, “Anakku, coba perhatikan”. Apa yang kamu alami Nak?
Sang ayah kemudian berucap dengan suara lantang. “Aku bangga padamu” Dan dijawab oleh suara di dalam gudang kosong dengan ucapan serupa. “Aku bangga padamu”.
Lalu sang ayah melanjutkan,”Aku menyayangimu, kamu seorang pemenang”. Dan terdengar lagi suara yang sama membalas sang ayah dengan kalimat serupa, “Aku menyayangimu, kamu seorang pemenang”
Sang anak pun terdiam. Keheranan sambil makin penasaran. Maka sang ayah pun menjelaskan. “Nak, suara itu adalah gema, namun suara itu juga menjadi cerminan dari kehidupan”
“Kehidupan memberikan umpan balik atas apa yang kamu ucapkan dan apa yang kamu lakukan, Nak”, jelas sang ayah.
Maka ketahuilah, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan dari ucapan dan perilaku kita sendiri. Bila kamu ingin banyak mendapatkan cinta di dunia ini, maka ciptakanlah cinta di dalam hatimu. Bila kamu menginginkan jadi pribadi yang baik, tingkatkanlah juga ucapan dan perilaku baik di dalam dirimu. Tapi bila kamu bertutur kata yang jelek dan buruk, maka akan begitu pula yang terjadi pada dirimu.
Hidup itu akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kamu berikan padanya. Ingat Nak, hidup bukan sebuah kebetulan. Tapi sebuah pantulan dari dirimu sendiri, jelas sang ayah.
Maka, isilah hari-harimu dengan hal-hal yang baik. Ucapan dan tindakan yang baik. Berbuat baik kepada orang lain sama sekali tidak ada ruginya. Tebarkan manfaat kepada orang yang membutuhkan pun sangat baik. Jadi tidak usah khawatir, hidup ini pasti akan memantulkan perbuatan baik dan manfaat yang pernah kita lakukan, Seperti rezeki tidak akan pernah tertukar, Percayalah.
Seperti di TBM Lentera Pustaka, ucapan dan tindakan harus dijaga. Mengajarkan adab dan akhlak kepada anak-anak usia sekolah, di samping membaca buku. Untuk selalu berucap baik dan berperilaku positif. Memberi salam, cium tangan, antre, menghargai teman sebaya, dan menghormati yang tua. Taman bacaan yang berkomitmen menanamkan cinta, pada diri sendiri dan orang lain. Tidak terbuai oleh kehidupan. Untuk tetap berbuat baik dan bermanfaat. Karena semuanya akan memantuk kepada diri kita sendiri.
Maka, hidup itu tinggal memilih. Mau baik atau tidak, mau bermanfaat atau tidak? Berpikirlah yang positif, jangan negatif. Agar semua menjadi baik-baik saja. Tidak usah terjerat pada apa-apa yang dianggap hebat. Jadikanlah hidup lebih literat! Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka