7 Alasan Pekerja Tidak Mau Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini

Oplus_131072

Saat bertemu beberapa pekerja di kawasan Jakarta beberapa waktu lalu, hampir semua belum punya dana pensiun. Ada yang sudah bekerja 3 tahun, 8 tahun bahkan belasan tahun tapi belum punya dana pensiun. Entah, berapa besar gajinya? Memang terbukti sih, riset yang menyebut 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun.

 

Realitasnya, banyak pekerja tidak punya dana pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Maka sangat berpotensi, para pekerja di Indonesia mengalami masalah keuangan di hari tua atau saat pensiun. Setelah dicermati ternyata ada 7 (tujuh) alasan kenapa pekerja tidak mau buru-buru menyiapkan dana pensiun sejak dini?

 

1. Persepsi waktu yang masih panjang. Banyak pekerja merasa pensiun itu masih lama, apalagi kalau usianya masih di bawah 40 tahun. Jadi, memang sengaja menunda untuk siapkan dana pensiun sejak dini.

“Ngapain mikirin pensiun sekarang, masih kuat kerja.” Padahal waktu berjalan cepat, dan makin lama menunda, makin berat beban tabungan pensiunnya.

 

2. Penghasilannya pas-pasan. Banyak pekerja merasa gaji sekarang saja belum cukup untuk kebutuhan hidup, apalagi untuk iuran dan pensiun. Prioritas mereka masih untuk kebutuhan harian, cicilan, atau biaya keluarga bukan masa depan jangka panjang seperti pensiun. Entah, mau sampai kapan berdalih “gaji pas-pasan”.

 

3. Kurangnya edukasi dan literasi dana pensiun. Sebagian besar pekerja tidak memahami konsep dana pensiun: apa manfaatnya, bagaimana cara kerjanya, dan berapa kebutuhan dana saat pensiun nanti? Bahkan banyak yang sama sekali tidak pernah mendapat penjelasan apa itu dana pensiun? Akhirnya, dana pensiun dianggap hal “tambahan”, bukan kebutuhan utama.

 

4. Tidak ada dorongan dari tempat kerja atau pihak lain. Banyak tempat kerja atau perusahaan serta pihak lain tidak mendorong pentingnya siapkan dana pensiun. Program pensiun dianggap beban sehingga pekerja tidak terbiasa menabung untuk hari tua. Kalau tidak ada dorongan dari tempat kerja berupa potongan iuran melalui payroll, pekerja jarang punya inisiatif sendiri untuk dana pensiun.

 

5. Pola pikir jangka pendek. Budaya finansial pekerja di Indonesia cenderung konsumtif dan orientasinya jangka pendek. Banyak orang lebih suka menikmati hasil kerja sekarang daripada menyiapkan masa depan yang belum pasti. Pensiun dianggap “gimana nanti” bukan “nanti gimana”. Lalu menganggap, “Nanti juga ada rezeki sendiri pas pensiun.”

 

6. Tidak menyadari risiko masa tua. Banyak yang belum sadar bahwa saat pensiun nanti bahwa “penghasilan berhenti tapi

pengeluaran (utamanya kesehatan) justru meningkat. Kebutuhan hidup tetap ada di masa pensiun. Maka tanpa tabungan pensiun, masa tua bisa jadi berat dan hanya bergantung pada anak.

 

7. Terbuai gaya hidup. Saat ini tidak sedikit pekerja yang terbuai gaya hidup. Hingga akhirnya beralasan “uangnya tidak cukup untuk dana pensiun”. Gaya hidup dan perilaku konsumtif yang tidak terkendali jelas jadi kendala dana pensiun.

 

Jadi bila disimpulkan pekerja tidak mau buru-buru menyiapkan dana pensiun karena merasa belum perlu, belum mampu, dan belum paham. Bahkan belum diedukasi dan tidak tahu apa manfaat dana pensiun. Maka edukasi dan ketersediaan akses dana pensiun jadi penting dipercepat. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *