72% Mahasiswa dan Alumni S1 Anggap Skripsi sebagai Beban, Kok Bisa?

Lagi-lagi sebagai pembuktian atas kebijakan baru Permendikbudristek No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terkait dengan skripsi tidak lagi jadi syarat wajib kelulusan meraih sarjana S1 patut diuji di lapangan.

 

Nah, ketika mahasiswa dan alumni S1 ditanya, “pandangannya tentang skripsi Sebagai beban untuk menyelesaikan studi?”. Maka responden menjawab, 72% setuju sebagai beban, 14% tidak setuju sebagai beban, dan 14% ragu-ragu. Survei yang dilakukan TBM Lentera Pustaka ini diisi oleh 100 mahasiswa dan alumni S1 pada 25-31 Agustus 2023.

 

Tentu, ada banyak alasan kenapa skripsi dianggap beban oleh mahasiswa. Bisa jadi karena membuat stress dan frustrasi, bisa pula karena mahasiswa tergolong malas untuk menyelesaikan skripsinya. Apalagi bagi mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menulis ilmiah, maka skripsi bisa jadi menyusahkan walau harusnya dipahami sebagai konsekuensi dari perkuliahan. Persepsi skripsi sebagai beban ini pula, sangat mungkin, kualitas penulisan skripsi menjadi kurang memadai..

 

Memang benar, kebijakan skripsi tidak lagi wajib jadi syarat kelulusan S1 sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi, masing-masing fakultas, masing-masing prodi (program studi). Namun langkah antisipasi patut dilakukan, untuk mereformasi tata cara penyelesaian studi yang tidak hanya bertumpu pada skripsi. Karena survei membuktikan, 72% mahasiswa atau alumni S1 setuju skripsi dianggap sebagai beban.

 

Kalangan kampus atau perguruan tinggi patut merespon realitas yang ada. Agar terjadi dinamika ilmiah dan tradisi akdemik baru di kampus yang lebih “memerdekakan” mahasiswa dalam penyelesaian studi. Seperti apa seharusnya, tentu kalangan kampus dan perguruan tinggi lebih paham apa yang harus dilakukan? Salam merdeka belajar! #PegiatLiterasi #SurveiSkripsi #TBMLenteraPustaka

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *