Asal Udah Baca, Jangan Takut Dibenci

Benci, sejatinya perasaan atau sikap yang sebenarnya tidak boleh dilakukan. Apalagi bila dilakukan sehari-hari dan berlebihan. Entah atas alasan apa, orang yang membenci kita selalu ada. Maka, jangan pernah takut dibenci orang.

 

Kenapa jangan takut dibenci orang?  Karena orang yang membenci biasanya bertindak seperti burung beo. Banyak bicara tapi tidak bisa terbang. Hanya pembenci yang tidak suka melihat orang yang dibenci atau musuhnya berhasil atau sukses. Karena seorang pembenci, biasanya menghabiskan waktu untuk memukuli tembok dan berharap bisa berubah menjadi pintu.

 

Kaum pembenci, terlihat baik di depan. Tapi bertindak buruk di belakang. Pujian kaum pembenci pun bersifat semu, sama sekali tidak tulus. Seakan menyanjung dalam kata-kata tapi membenci dalam hati. Kita benar saja dibenci. Apalagi salah, maka pembenci akan mencaci-maki melebihi apa yang kita bayangkan.

 

 

Pasti ada orang yang membenci selama kita masih hidup di dunia. Tapi ketahuilah 3 (tiga) sebab orang yang membenci:

  1. Membenci karena kelebihan yang kita miliki.
  2. Membenci karena cerita orang lain te tang kita.
  3. Membenci tanpa sebab, tanpa alasan.

 

Begitulah kira-kira, kenapa ada orang yang membenci kita. Bisa karena kelebihan kita, karena cerita orang lain. Dan membenci tanpa sebab karena hobby-nya membenci. Keren sekali kan …

Begitu pula pegiat literasi di taman bacaan. Jangan pernah takut dibenci oleh siapapun. Asal sudah sediakan waktu dan tempat membaca, membimbing anak-anak membaca buku, mengajar kelas praskolah, memberantas buta aksara, dan menjalankan motor baca keliling tidak usah gubris orang membenci. Bahkan saat ngopi sambil baca buku seperti Kopi Lentera pun tidak usah takut dibenci. Asal kita sudah berbuat baik dan menebar manfaat.

 

Maka ketika dibenci, biarkan saja dan cukup diam. Tidak perlu menjelaskan apalagi mengajak bertengkar. Karena kaum pembenci sama sekali tidak butuh penjelasan. Tekadnya hanya satu, harus terus membenci. Dan tetap membenci.

Sabar dan tenang saja terhadap kaum pembenci. Bersyukurlah atas apa yang kita miliki meski ada orang yang tidak menyukai, bahkan membenci kita. Karena orang yang membenci kita, bukan semata-mata melihat kesalahan kita. Tapi karena mereka tidak mampu menjadi seperti diri kita. Pembenci biasanya selalu nestapa.

 

Laa Tahzan, Innallaha Ma’ana. Teruslah berbuat baik di mana pun dan kapan pun. T eruslah menebar manfaat kepada sesama. Jangan pernah gubris kaum pembenci. Tetaplah tersenyum di setiap keadaan. Karena carra terbaik untuk menyiksa para pembenci adalah tetap berbuat baik dan berbahagia.

 

Jangan takut dibenci. Tetaplah melangkah dan raih prestasi terbaik. Agar kaum pembenci tetap fokus menyiarkan kekurangan kita tanpa mampu membisikkan kesuksesan kita. Jadilah literat untuk para pembenci. Salam literasi #KopiLentera #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *