Pak Darto, 62 tahun, beliau mantan pegawai di perusahaan ekspedisi. Bawa mobil setiap hari, muatan berat, jalanan rusak, cuaca buruk—semua ia hadapi tanpa banyak keluh-kesah. “Kerja keras, nanti juga hidup bakal tenang,” begitu katanya setiap kali pulang malam-malam buta sambil menyeka peluh. Setiba di rumah, ia tak lupa memeluk kedua anaknya yang sudah tertidur.
Dulu, saat masih bekerja. Pak Darto hidup sederhana tapi cukup. Gaji sebagai sopir ekspedisi, meski tidak besar, bisa memenuhi kebutuhan harian, membiayai sekolah dua anaknya, dan sesekali mengajak keluarga makan di luar. Ia bekerja keras, jarang sakit, dan selalu optimis. Namun, seperti banyak pekerja informal lainnya, ia tidak pernah punya tabungan pensiun, dan menabung pun hanya sesekali. “Nanti juga ada rezekinya,” begitu pikirnya setiap kali istrinya mengingatkan soal hari tua.
Tapi kini, setelah pensiun. Pak Darto baru terasadar. Kendaraan milik perusahaannya dulu sudah tak bisa ia kendarai lagi. Fisiknya mulai lemah. Ia mengandalkan uang dari hasil jual motor yang selalu dibawanya ke kantor dulu. Ditambah sedikit bantuan dari anaknya yang juga sedang berjuang menghidupi keluarganya sendiri. Di hari tuanya, biaya hidup Pak Darto malah terasa lebih berat. Obat darah tinggi dan gula yang harus rutin ditebus, rumah bocor pun tak bisa diperbaiki karena tak ada uang. Dan istri tercinta pun mulai sakit-sakitan dan memerlukan biaya.
Satu-satunya hiburan Pak Darto hanya duduk di depan rumah, memandangi jalanan yang dulu ia lintasi setiap hari. Tapi kini, tanpa pekerjaan, tanpa gaji bulanan, dan tanpa tabungan hari tua atau dana pensiun, hidup di masa pensiun Pak Darto justru lebih menakutkan daripada saat bekerja.
Malam datang tanpa suara. Hanya suara kipas angin tua yang menemaninya. Istrinya terbatuk-batuk di dalam kamar. Pak Darto hanaya menatap langit-langit rumah, lalu menutup mata perlahan. Ternyata bagi Pak Darto, hari tua justru hari tua lebih sulit dari masa bekerja. Akibat tidak merencanakannya dengan bijak. Dana pensiun selalu diabaikan saat masih bekerja, dan kini dia menyesal karena hidupserba kekurangan di masa pensiun. Hari tua yang tadinya dipikir bisa dinikmati, kini berubah jadi keadaan yang merana dan memprihatinkan.
Pak Darto pun berpesan, jangan lupa siapkan dana pensiun selagi bekerja, Jangan sampai seperti saya di hari tua. Karena dana pensiun adalah kebutuhan di hari tua, bukan sekadar pilihan. Salam #YuKSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM