Bank Indonesia (BI) mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps), dari 5,75% menjadi 5,50%. Lalu, ada yang bertanya, apakah penurunan suku bunga tersebut memberi efek terhadap kinerja investasi dana pensiun? Jawabnya, sudah tentu ada dampaknya. Karena BI ratt turun berarti tingkat imbal hasil investasi di dana pensiun seperti deposito atau obligasi menjadi turun pula. Artinya lebih rendah dari yang sebelumnya.
Dampak penurunan suku bunga terhadap investasi dana pensiun akan lebih “menantang” di program pensiun manfaat pasti (PPMP). Karena dengan menurunnya BI rate maka akan terjadi penurunan imbal hasil investasi (yield). PPMP Dana pensiun yang mengandalkan obligasi untuk pendapatan rutin akan menerima imbal hasil yang lebih rendah dari investasi yang dijalankan. Artinya: pengembalian investasi (return) turun dan berkosekuensi terhadap upaya memenuhi kewajiban pembayaran pensiun di masa depan jadi lebih menantang. Bahkan bukan tidak mungkin, perhitungan kewajiban aktuaria menjadi meningkat. Akibat penurunan suku bunga menyebabkan peningkatan nilai sekarang (present value) dari kewajiban pensiun. Kan suku bunga rendah berarti “diskonto kecil” sehingga nilai kewajiban meningkat. Nah, di sinilah perlu kehati-hatian dan strategi investasi yang disesuaikan.
Sedangkan untuk program pensiun iuran pasti (PPIP), akan berdampak pada imbal hasil yang diperoleh peserta dana pensiun. Karena itu, diperlukan edukasi dan pemahaman ynag baik soal investasi. Di PPIP, arahan investasi dipilih oleg peserta, bila terjadi penurunan suku bunga ada baiknya untuk menimbang Kembali pilihan investasi PPIP-nya. Tentu dengan mempertimbangkan profilrisiko dan berapa lama lagi usia pensiunnya tiba? Bila masih lama pensiunnya, ada baiknya untuk mengalihkan ke pilihan investasi yang lebih agresif. Bila paham ya?
Mungkin harus disadari, investasi adalah variabel penting pada Dana Pensiun. Agar mendapat akumulasi dana yang optimal di masa pensiun, saat usia pensiun tiba. Dana pensiun harus antisipasi strategi investasi yang dapat mengamankan nilai uang dari inflasi dan menjaga kesinambungan penghasilan di masa pensiun. Maka pengelolaan investasi menjadi hal penting di dana pensiun.. karena bila peserta memilih instrumen investasi yang tepat dan sesuai dengan waktu akan datangnya masa pensiun, kinerja investasi sangat menentukan besaran manfaat pensiun yang diperolehnya. Agar akumulasi dana yang tumbuh secara signifikan sehingga tujuan keuangan peserta di masa pensiun dapat tercapai.
Ada 3 variabel penting di dana pensiun, yaitu 1) besarnya iuran yang ditabung, 2) tingkat imbal hasil investasi, dan 3) lamanya menjadi peserta dana pensiun. Maka semakin besar iuran yang disetor, semakin besar hasil investasinya, dan semakin lama menjadi peserta dana pensiun maka berpotensi besar akumulasi dana yang nenjadi manfaat pensiun akan besar pula. Oleh karena itu, selain pelayanan yang terbaik, kinerja investasi menjadi variabel yang dipertimbangkan saat mengikuti dana pensiun. Hasil kajian Syarifudin Yunus, edukator dana pensiun terhadap kinerja investasi DPLK dalam 6 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa tingkat hasil investasi (Return on Investment) DPLK secara agregat dalam 6 tahun terakhir (2019-2024) mencapai 6,09%. Simak: Jurnal Moneter, April 2025 –
https://journal.areai.or.id/index.php/Moneter/article/view/1312)
Mungkin, penurunan suku bunga menguntungkan dalam jangka pendek dari sisi valuasi aset, tapi berbahaya dalam jangka panjang karena imbal hasil menurun dan kewajiban berpotensi meningkat. Karena itu, edukasi pengelelaan investasi di dana pensiun menjadi penting untuk dilakukan dan ditingkatkan, di samping pentingnya meningkatkan “kepesertaan baru”dana pensiun itu sendiri. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM