Kawan yang usianya sudah 50-an tahun dan bekerja lebih dari 20 tahun bertanya. Gimana ya pensiun gue besok? Nggak terasa waktu, tahu-tahu udah mau pensiun? Saya nggak terlalu paham, dia bertanya pada dirinya sendiri atau ke saya yang lagi ngopi. Tapi begitulah, mungin kawannya baru tersadar. Setelah puluhan tahun bekerja, ternyata sebentar lagi (4 tahun lagi), dia akan pensiun. Berhenti bekerja dan tidak punya gaji lagi.
Bila mau jujur, bisa jadi usia 50-an itu jadi titik balik dalam hidup seorang pekerja. Momen di mana dia mulai banyak berpikir keras (karena sebelumnya hanya bekerja keras) dan merenung akan hari tuanya, masa pensiunnya. Saat bekerja tentu tidak jadisoal, karena punya gaji bahkan punya gaya hidup. Tapi begitu sebentar lagi mau pensiun, “terpkasa” berpikir, apa yang sudah disiapkan untuk masa pensiun?
Salah satu hal yang sering kali menjadi topik pembicaraan di masa pensiun adalah uang. Karena saat pensiun, tidak punya gaji lagi. Saat di hari tua, biaya hidup terus berjalan bahkan semakin meningkat. Sementara gaji tidak ada lagi. Giman mau tenang di masa pensiun bila tidak ada uangnya? Gimana mau menikmati hari tua, bila dananya tidak ada? Padahal, pensiun nggak ada hubungan dengan pangkat atau jabatan. Hubungannya Cuma sederhana, sudah siapin uang belum untuk masa pensiun? Apalagi masih ada sekitar 17 tahun masa kehidupan setelah pensiun (karena angka harapan hidup sampai 72 tahun).
Jadi, saya cuma berdiskusi dengan Kawan tadi. Masa pensiun nggak usah dikhawatirkan apabila kita sudah siapkan jauh-jauh hari. Utamanya, mau nabung untuk hari tua di dana pensiun. Karena di masa pensiun, sedikit uang sama dengan hidup penuh ketidakpastian. Saat penghasilan tidak ada lagi di hari tua, hidup makin berat bila tidak punya uang. Bukannya tenang dan sejahtera, pensiun malah jadi bikin stress dan gelisah. Muter kepala untuk menutupi biaya hidup di masa pensiun. Belum kebutuhan harian, biaya kesehatan, apalagi bila masih punya utang. Wah, berat banget bila pensiun dalam keadaan kayak begitu.
Hidup dengan sedikit uang di masa pensiun. Ibarat “punya nafas tapi nggak panjang”. Sebuah kondisi di hari tua akibat tanpa perencanaan pensiun yang cukup, baik secara finansial, kesehatan, atau mental. Hidup di masa tua terasa pendek, terburu-buru, atau tidak tenang karena berbagai keterbatasan. Tidak leluasa dan selalu merasa kekurangan. Uang pas-pasan, tiap bulan berharap dibantu anak. Badan sudah lemah dan aktivitas terbatas. Post power syndrome dan akhirnya merasa kesepian secara sosial. Semuanya jadi berbanding terbalik dengan harapan pensiun yang ideal. Punya “nafas panjang” di saat pensiun, bisa mandiri secara finansial dan benar-benar menikmati hari tua.
Banyak uang di masa pensiun, tentu jauh lebih tenang lebih bebas. Bahkan mampu berpikir untuk mengelola uang dengan bijak. Mengelola uang pensiun atau pesangon yang ada “sisesuaikan” dengan durasi hidup di masa pensiun. Tidak boros, tidak lagi konsumtif, bahkan berani mengurangi gaya hidup. Agar benar-benar bisa menikmati hidup di hari tua. Uang cukup, punya aktivitas sosial, terkadang jalan-jalan ke mana yang dimau? Pensiun yang keren, begitu kata banyak orang.
Tentu, pensiun bukan hanya soal punya uang. Tapi uang yang cukup di hari tua sangat penting dipersiapkan. Agar bisa menikmati hidup dengan tenang di masa pensiun. Bukan sekadar “bertahan hidup” dihari tua, tapi benar-benar “hidup”. Maka pesannya, jangan biarkan hari tua kita ibarat nafas yang pendek. Siapkan pensiun sejak sekarang, agar punya “nafas panjang” di hari tua. Caranya, miliki dana pensiun sejak muda sejak awal bekerja. Salam #SadarPensiun #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM