Uang Pensiun Bu Sri Mulyani dan Pentingnya Siapkan Dana Pensiun

Ada netizen yang tanya, berapa sih uang pensiun Ibu Sri Mulyani sebagai mantan Menteri Keuangan RI? Netizen ada aja pertanyaannya ya, kepo banget. Tapi untuk menjawabnya sederhana. Bahwa uang pensiun menteri sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/Dudanya. Pasal 11 menyebutkan bahwa pensiunan Menteri diberikan berdasarkan lamanya masa jabatan. “Besarnya pensiun pokok sebulan adalah 1 persen dari dasar pensiun untuk tiap-tiap satu bulan masa jabatan dengan ketentuan bahwa besarnya pensiun pokok sekurang-kurangnya 6 persen dan sebanyak-banyaknya 75 persen dari dasar pensiun,” (pasal 11). Sedangkan PP Nomor 60 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/Dudanya menyatakan menteri negara mendapat gaji pokok sebesar Rp5.040.000 per bulan. Jadi, mengacu pada aturan tersebut, kira-kira uang pensiun yang diterima mantan menteri seperti Sri Mulyani berkisar di antara Rp 324 ribu – Rp 4,05 juta per bulan. Sudah terjawab ya netizen.

 

Apa hikmahnya buat kita yang bukan Menteri? Bila Menteri saja uang pensiunnya paling tinggi Rp. 4 juta, bagaimana kita yang pekerja biasa? Oleh karena itu, dana pensiun memang harus disiapkan sejak dini. Bila perlu saat mulai bekerja sudah menabung untuk masa pensiun, apalagi pegawai swasta yang tidak mungkin punya uang pensiun bulanan seperti Menteri atau ASN. Jadi, mau seperti apa di masa pensiun ya tergantung mau nabung atau tidak untuk hari tua kita sendiri.

 

Maka, urusan pensiun dan dana pensiun tidak bisa disiapkan asal-asalan. Jangan tunda untuk punya dana pensiun. Sebab, ada 4 (empat) faktor penting untuk urusan masa pensiun, yaitu: 1) waktu, 2) inflasi, 3) usia produktif, dan 4) disiplin menabung. Begini penjelasannya.

  1. Faktor waktu (Compound Interest). Artinya, semakin cepat mulai menabung, maka semakin besar efek “bunga berbunga” (compounding). Kalau ditunda 10 tahun, dana yang harus disisihkan setiap bulan bisa 2–3 kali lebih besar untuk hasil yang sama. Maka, waktu adalah aset paling mahal dalam menyiapkan pensiun, jangan sampai terlambat.
  2. Inflasi dan kenaikan biaya hidup. Artinya, biaya hidup terus naik setiap tahun (minimal setara inflasi 3–5%). Jika tidak disiapkan dengan rencana yang baik, maka nilai uang hari ini akan jauh berkurang saat pensiun. Contoh: kebutuhan Rp 5 juta/bulan hari ini → bisa jadi Rp 12 juta/bulan dalam 25 tahun yang datang.
  3. Usia produktif terbatas. Artinya, tidak semua orang bisa bekerja sampai tua (akibat risiko sakit, PHK, atau karena ketentuan usia pensiun). Karena jangan menunda untuk punya dana pensiun. Sebab menunda dana pensiun berarti memperbesar risiko keuangan di usia pensiun menjadi bergantung pada anak atau keluarga, memperpanjang sandwich generation.
  4. Disiplin menabung untuk hari tua. Arrtinya, menabung untuk pensiun butuh disiplin jangka panjang (20–30 tahun), perlu konsistensi sekalipun iuran yang ditabung tidak besar. Karenya, masa pensiun tidak boleh disiapkan asal-asalan atau dianggap remeh bila tidak mau sengsara di hari tua.

 

Regulasi sudah mengatur (UU No. 4/2023 tentang P2SK), bahwa dana pensiun diperlukan untuk menjamin kesinambungan penghasilan di hari tua, di masa pensiunnya. Dana pensiun harus disiapkan sejak dini dan dengan rencana jelas. Mau seperti apa di masa pensiun? Bila ditunda, maka beban iuran makin berat, risiko keuangan makin besar, dan masa tua bisa jadi tidak mandiri secara finansial.

 

Berikut tabel perbandingan hasil menabung di dana pensiun, antara menabung pensiun di usia 25 vs usia 35, dengan iuran Rp1 juta/bulan, imbal hasil 8%, dan pensiun di usia 55.

 

Usia Mulai Lama Menabung (tahun) Total Iuran (Rp) Saldo di Usia 55 (Rp)
25 30 Rp 360.000.000 Rp 1.468.150.000
35 20 Rp 240.000.000 Rp 593.075.000

 

Dari tabel tersebut, terlihat jelas: walau selisih iuran hanya Rp120 juta, perbedaan saldo akhir mencapai hampir Rp 900 juta lebih. Hasilnya pun jelas: meskipun yang memulai di usia 25 menabung hanya 10 tahun lebih lama, tapi saldo pensiun yang terkumpul lebih dari 2 kali lipat dibanding yang memulai di usia 35.

Atas sebab itu, jangan menunda menabung untuk pensiun, jangan pula asal-asalan mempersiapkan hari tua. Semuanya butuh keberanian dan sikap untuk mulai menabung sejak dini, sejak sekarang. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukatorDanaPensiun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *