Seorang kawan cerita, kerja dusah puluhan tahun. Tapi lupa mempersiapkan masa pensiun, sekarang bingung dan mau bagaimana dua tahun lagi saat masa pensiunnya tiba? Dia hanya punya program JHT dari BPJS TK. Dan setelah dihitung sendiri, uang JHT-nya tidak terllau besar. Sekitar Rp. 60 juta dan dia yakin tidak cukup untuk membiayai hidupnya di hari tua. Pusing, akibat tidak menyiapkan masa pensiun saat masih bekerja.
Maka wajar, saat ini 80% pensiuanan di Indonesia bergantung kepada anak-anaknya (sandwich generation). Survei ADB (2024) menyebut 1 dari 2 pensiunan mengandalkan transferan dari anaknya setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan secara umum, tingkat penghasilan pensiun (TPP) pensiunan di Indonesia hanya 10% dari gaji terakhir. Artinya, saat bekerja punya kebutuhan Rp. 10 juta per bulan, begirua pensiun hanya ada uang Rp. 1 juta setiap bulannya. Konsekuensinya, standar hidupnya menurun setelah pensiun. Begitulah realitasnya di hari tua.
Bila kita rata-rata usia pensiun di usia 56 tahun, hari ini usia harapan hidup orang Indonesia berada di usia 73 tahun. Berarti masih ada 17 tahun masa kehidupan setelah pensiun, saat tidak bekerja lagi. Lalu, dari mana biaya hidup dapat dipenuhi? Banyak orang menyadari itu, sayangnya tidak banyak orang yang mau mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Mau sampai kapan mengandalkan anak-anak di hari tua?
Bila Anda seorang karyawan, pernahkah berpikir tentang masa pensiun? Sebab cepat atau lambat, siapapun pasti akan pensiun. Bagaimana kondisi finansial di masa pensiun nanti, apay ag sudah dipersiapkan? Akankah kita kesulitan masalah finansial di hari tua?
Ada baiknya, siapapun mulai menyiapkan masa pensiunnya sendiri. Ungkapan “sejahterakan diri sendiri di masa pensiun” menjadi bukti, tidak ada yang mau menyiapkan kesejahteraan kita di hari tua kalua bukan kita sendiri. Sudah saatnya mempersiapkan kondisi keuangan, fisik, dan mental sejak dini agar saat pensiun nanti kita tetap bisa hidup nyaman, mandiri, dan tenang tanpa harus bergantung pada anak atau keluarga. Siapapun punya tanggung jawab pribadi terhadap kesejahteraan di masa tua, bukan bergantung pada anak, keluarga, atau bantuan pemerintah.
Semua orang pasti ingin hidup sejahtera di masa pensiun. Tapi faktanya, kondisi sejahtera tidak bisa terjadi bila tidak dipersiapkan sejak dini. Utamanya di saat masih bekerja dan masih punya gaji, lebih baik sisihkan sebagian untuk dana pensiun. Sebab di masa pensiun, normatifnya tidak bekerja lagi dan tidak punya gaji lagi. Maka mau tidak mau, dana yang digunakan untuk menjaga standar hidup adalah dari tabungan pensiun yang dimiliki.
Jangan remehkan usia dan janga berpikir masa pensiun masih lama. Sebab pensiun bukan soal waktu tapi sola keadaan. Mau seperti ap akita di masa pensiun? Susah atau sejahtera, itulah pilihanya. Mumpung masih muda dan masih bekerja, kita masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan masa pensiun. Hindari perilaku konsumtif yang tidak perlu, jangan terbuai oleh gaya hidup modern. Apalagi punya banyak utang hingga terlambat menabung untuk masa pensiun.
Maka ke depan, tidak ada solusi lain untuk lebih siap pensiun. Selain “bertindak dari sekarang untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera”. Berani menyisihkan sebagian gaji, apapun kondisinya, untuk hari tua untuk masa pensiun. Mulai dari sekarang, tanpa ditunda lagi. Caranya, mulailah ikut menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK adalah program yang dirancang khusus untuk mempersiapkan masa pensiun pekerja. Untuk kesinambungan penghasilan di hari tua, di samping menciptakan kemandirian finansial di masa pensiun.
Jangan terlalu banyak mikir. Mulailah untuk sejahterakan diri sendiri di masa pensiun. Agar tetap bisa hidup layak di hari tua, seperti saat masih bekerja. Kalau bukan kita, mau siapa lagi? Kerja yes, pensiun oke. #EdukasiDanaPensiun #YukSiapkanPensiun #MasaPensiun #DanaPensiun











