Capek Kerja Itu Bukan Dosa tapi Kelamaan Kuat Sendirian

Nggak tahu kenapa, tiap akhir pekan banyak kawan yang ngeluh capek kerja. Katanya, lingkungan kantor mulai toxic, atasan micro manage, dan sikap saling menghargai udah mulai lenyap di kantor. Terus, kalua kerja udah seperti mau gimana dong?

 

Terus terang aja nih buat orang-orang yang kerja. Capek kerja itu wajar banget, namanya juga kerja. Mana ada kerja nggak capek? Justru yang nggak wajar itu kalua kita nggak pernah berhenti mikir, sebenarnya kita kerja untuk apa dan mau ngapain?

 

Sederhana sih, tujuan kebanyakan orang kerja itu bukan pangkat. Bukan soal pengen punya jabatan atau baik sama atasan. Asal kerja masih jalan, gaji masih aman, dan mental nggak mati pelan-pelan itu semua sudah cukup. Makanya, kalau ada orang kerja capek pasti bukan karena kerjaannya susah. Tapi karena terlalu banyak drama di kantor, atasan nggak neg-bossy banget, dan makin banyak teman kerja yang nggak bisa kerja tapi hobinya cari muka.

 

Maka kerja di mana pun harus hati-hati. Di zaman begini, banyak orang kerja tumbang alias resign cepat-cepat bukan yang bodoh. Tapi karena kebanyakan nurut, kebanyakan mikirin orang lain, dan kelamaan nahan apa-apa sendirian di kantor. Capek kerja itu tanda bukan dosa akibat kelamaan kuat sendirian.

 

Makanya  orang kerja harus punya sikap. Biar nggak tumbang di kantor, lebih baik kerjain saja hal-hal yang paling berdampak,  kerjaan lainnya menyusul. Sering-sering bilang “nanti ya gue cek dulu”, sebab nggak semua kerjaan harus dikerjain. Berhentilah mikirin kerjaan bila jam kantor usai. Dan nggak usah beresin semua urusan kantor dalam satu hari. Kerjaan itu nggak pernah beres, selalu ada terus bahkan sering diada-adakan. Ingat di kantor itu, semua kerjaan itu ada. Dari yang nggak masuk akal sampai yang masuk akal, Namanya juga kantor. Jadi, kerja juga butuh strategi jangan cuma kaca mata kuda kerja doang.

 

Capek kerja itu tanda bukan dosa. Capek juga bukan lemah tapi kelamaan kuat sendirian. Makanya, berusaha punya sikap tegas terhadap kerjaan. Selagi masih kuat silakan lanjut. Tapi bila sudah nggak kuat, pergi dan hindari demi kesehatan pikiran dan mental. Kalau mau sayang sama kesehatan bukan pada pekerjaan.

 

Nah buat orang kerja yang suka cari muka atau atasan yang micro manage juga harus mikir. Banyak teman kerja itu nggak suka politik kantor. Orang kantor yang lurus-lurus saja dan bangun kariernya setengah modar. Berangkat gelap pulang gelap. Mereka kerja keras untuk sekolah anaknya, untuk pengobatan orang tuanya, bahkan lagi menanggung sekolah adik-adiknya. Banyak orang kerja gajinya nggak seberapa tapi jadi tulang punggung keluarganya. Jadi, kalua mau cari muka atau micro manage jangan sampai nbikin karier orang kerja yang lurus sampai hancur. Sampai dipecat atau disuruh resign. Bersaing di kerjaan yang sehat saja. Kalau mau naik jabatan jangan menjatuhkan orang lain. Dan kalau sudah nggak suka kasih uang pesangon, jangan disuruh resign.

 

Hari gini, banyak orang kerja itu untuk aktualisasi diri bukan untuk kaya. Bahkan banyak orang kerja yang fisiknyanya di kantor tapi jiwanya sudah nggak nyambung sama kerjaannya. Akibat capek pikiran dan mental di tempat kerjanya. Anehnya, mereka kerja bertahun-tahun tapi nggak punya dana pensiun lagi. Terus kalau sudah berhenti kerja, mau ngapain? Jadi, hati-hati sesama orang kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *