Mungkin hari ini banyak orang mengira uang adalah ukuran utama keberhasilan hidup. Salah banget itu, karena uang hanyalah alat bukan tujuan. Ia bisa memudahkan langkah, tapi tidak selalu memberi makna. Justru sering terjadi, siapapun yang mengejar uang malah kehilangan makna hidupnya. Seseorang hanya mengejar angka, sering kali ia lupa menanyakan satu hal penting: apakah hidup yang dijalani benar-benar miliknya sendiri?
Sederhana saja, keberhasilan sejati justru terasa saat seseorang bangun di pagi hari tanpa rasa terpaksa. Dan menutup hari tanpa penyesalan. Bukan karena hartanya melimpah, bukan pula karena uangnya banyak. Tapi karena waktunya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. ia pilih dengan sadar untuk berbuat baik kepada orang lain, berguna bagi sesama. Seimbang antara spiritual dan sosial, seimbang antara dunia dan akhiratnya. Ada kebebasan batin saat mengurus pekerjaan, waktu, dan keinginan. Semuanya berjalan searah, meski sederhana di mata orang lain.
Seperti berkiprah di taman bacaan, mungkin terlihat sederhana. Hanya sediakan akses baca anak-anak kampung. Memberi nasihat literasi, menghimpun relawan, mengajar kaum buta huruf atau menjalankan motor baca keliling. Tapi aktivitas sosial itu semua pasti memberi makna kepada orang lain, punya nilai yang berharga. Sekalipun tidak dibayar dengan uang. Tanpa pamrih dan ikhas sepenuh hati menjalaninya. Harapannya sederhana, setiap kebaikan yang diperbuat siapapun pasti akan kembali kepada yang melakukannya.

Hidup menjadi bernilai bukan karena seberapa banyak yang uang dikumpulkan. Tapi seberapa jujur kita pada diri sendiri, seberapa bermanfaat untuk orang lain. Ketika siang dihabiskan untuk melakukan apa yang diyakini, dan malam diakhiri dengan rasa cukup, di situlah makna berhasil bisa hadir. Uang bisa datang dan pergi, tapi rasa hidup yang utuh hanya lahir dari kesesuaian antara hati, waktu, dan pilihan. Seimbang semuanya dalam hidup, tidak berat sebelah.
Hari ini banyak orang Lelah. Bukan karena capek bekerja tapi karena memaksakan diri pada hal-hal yang bukan passion-nya, bukan jalan hidupnya. Maka jauhi apapun yang melelahkan hati. Dekatlah dengan mereka yang menghargai keberadaan kita karena kita layak berkontribusi di mana pun dan diterima apa adanya. Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat, maka uang pun akan hadir. Salam literasi!











