Kenapa Pekerja Miskin Saat Pensiun, Ini Sebabnya?

Banyak pekerja miskin justru saat pensiun. Karena lalai menyiapkan masa pensiun. Kok bisa?

Saat edukasi dana pensiun, tiba-tiba ada pertanyaan. Berapa idealnya seseorang menabung untuk masa pensiun? Mungkin jawabannya, relatif. Tergantung pada kondisi keuangan masing-masing pekerja. Atau target kehidupan seperti apa yang diharapkan di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Tapi intinya, kesejahteraan masa pensiun siapa pun harus dipersiapkan. Agar terwujud masa pensiun yang sejahtera.

 

Lalu, berapa angka idealnya tabungan yang layak disisihkan untuk kebutuhan dana pensiun seorang pekerja? Secara subjektif, idealnya tabungan dana pensiun berada di kisaran 10-20% dari gaji seseorang setiap bulan. Angka ini dibutuhkana untuk memnuhi “tingkat penghasilan pensiun (TPP)” atau replacement rate seseorang di masa pensiun adalah 70%-80% dari gaji terakhir. Artinya, seseorang dapat dikatakan hidup layak dan mampu membiayai hidupnya di masa pensiun bila memiliki 70%-80% penghasilan dari gaji terakhirnya. Sebagai contoh, pekerja dengan gaji terakhir Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) per bulan, maka saat pensiun membutuhkan dana Rp. 7.000.000 – Rp. 8.000.000 untuk membiayai kebutuhan hidup, di samping tetap dapat gaya hidup seperti saat masih bekerja.

 

Maka dengan menyisihkan 10-20% dari gaji setiap bulan untuk tabungan dana pensiun, seorang pekerja dianggap memiliki ketersediaan dana yang cukup di hari tua. Karena sifatnya jangka panjang, maka tabungan dana pensiun pun berpotensi punya hasil investasi yang optimal.

 

Sayangnya, saat ini tidak banyak pekerja yang mau menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan dana pensiun. Apalagi hanya mengandalkan program wajib seperti JHT (Jaminan Hari Tua) dan Jaminan Pensiun (JP) yang total iurannya per bulan hanya 3% dari gaji. Sungguh, angka tersebut masih sangat jauh dari ideal. Maka wajar, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun. Bahkan faktanya, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan.

 

Siapa pun yang jadi pekerja, sebaiknya berani menabung dana pensiun saat pertama kali bekerja. Semakin cepat semakin baik. Agar akumulasi dana pensiunnya lebih optimal. Tersedianya dana yang cukup untuk masa pensiun. Maka untuk memulainya, program pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dapat dijadikan pilihan pekerja. Karena DPLK memang orientasinya hari tua dan masa pensiun, tidak seperti tabungan lainnya. DPLK didedikasikan untuk kesejahteraan pekerja di masa pensiun.

 

Melalui DPLK, setidaknya ada 3 (tiga) keuntungan yang diperoleh pekerja, yaitu: 1) adanya kepastian dana untuk masa pensiun, 2) adanya hasil investasi yang optimal selama ditabung, dan 3) adanya insentif pajak saat dana pensiun dibayarkan, sesuai ketentuan yang berlaku. Terus kenapa belum mau jadi peserta DPLK?

 

Masa pensiun siapa pun, memang harus dipersiapkan sejak dini. Karena tidak ada pekerja yang bekerja terus-menerus. Setiap pekerja harus menyiapkan masa pensiunnya sendiri. Setiap perusahaan atau pemberi kerja pun harus membayarkan uang pesangon pekerja atas sebab 1) pekerja pensiun 2) pekerja di-PHK atau 3) pekerja meninggal dunia. Lalu, dari mana dananya bila tidak disipakna dari sekarang? Jadi, itulah pentingnya memiliki dana pensiun. Agar tersedia dana yang cukup di masa pensiun, di saat pekerja tidak bekerja lagi.

 

Ketahuillah, apa yang terjadi di masa depan sama sekali tidak pasti. Sementara biaya hidup dari waktu ke waktu semakin tinggi. Kondisi keuangan di masa datang pun tidak pasti, apalagi di masa pandemi Covid-19.  Belum lagi, masa pensiun seorang pekerja yang tergolong lama karena angka harapan hidup orang Indonesia terus bertambah, kini mencapai 72 tahun. Belum lagi, gaya hidup modern yang butuh biaya tidak kecil. Maka suka tidak suka, dana pensiun harusnya jadi prioritas. Sebagai sumber penghasilan seorang pekerja di masa pensiun.

 

Soal angka ideal berapa yang akan ditabung untuk masa pensiun, tentu dapat disesuaikan dengan kondisi “kantong” masing-masing. Asal berani memulai dari sekarang dan tidak menunda lagi untuk mengikuti program dana pensiun. Agar tidak merana di masa pensiun. Kerja yes, Pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun #DPLK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *