Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Difabel Internasional. Pertanyaannya sederhana, gimana cara kita memperlakukan kaum difabel?
Bila difabel atau disabilitas dimaknakan sebagai keterbatasan seseorang melakukan suatu aktivitas tertentu. Akibat mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik sehingga menjadi sulit berinteraksi dengan lingkungan. Itu pula yang jadi sebab kaum difabel “dibatasi” untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif di ruang publik. Kaum difabel masih “terpinggirkan” dari peran untuk meraih kesamaan hak.
Maka di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, justru anak-anak difabel mendapat “tempat khusus”. Saat Pak Bima Arya datang pun, anak difabel berada di “baris depan”. Sebagai bukti komitmen gerakan literasi untuk semua. Selalu siap melayani anak-anak difabel, di samping menjadi ruang aktualisasi diri anak-anak difabel. TBM Lentera Pustaka pun menjadi taman bacaan yang ramah difabel.
Tentu, hadirnya taman bacaan yang ramah difabel, sebagai jawaban atas kondisi masih banyaknya tempat dan lingkungan yang “tidak bersahabat” dengan anak-anak difabel. Terlalu diskriminatif atau menganggap remeh mereka. Bahkan tidak sedikit yang mem-bully atau membiarkannya. Semangat anak-anak difabel. Salam literasi #TBMRamahDifabel #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka