Taman Bacaan Bikin Kafe, Namanya KOPI LENTERA

Kamu tahu nggak, kenapa taman bacaan mau bikin kafe? Jawabnya sederhana, agar taman bacaan bisa jadi tempat yang asyik dan menyenangkan. Bila taman bacaan hanya jadi tempat baca, itu mah sudah biasa.

 

Atas spirit itulah, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor bersiap untuk merintis usaha kecil, namanya KOPI LENTERA. Sebuah tempat ngopi dan nongkrong anak muda bernuansa literasi dengan pemandangan Gunung Salak yang indah. Tiap pengunjung dan tamu, silakan ngopi sambil memegang atau membaca buku. Kafe-nya taman bacaan dan aktivitas literasi, kira-kira begitu.

 

Kok bisa, taman bacaan bikin kafe? Iya, insya Allah akibat kekurangan area baca di taman bacaan. TBM Lentera Pustaka akan dibuatkan “rooftop” alias perluasan area baca di lantai dua. Berkat sponsor CSR korporasi dari Bank Sinarmas. Sebuah bank swasta nasional yang peduli taman bacaan dan aktivitas literasi. Selain jadi tempat baca, rooftop itu nantinya tiap hari Sabtu-Minggu dijadikan KOPI LENTERA. Tempat nongkrong pegiat literasi Bogor dan kongkow-kongkow kaum atau komunitas peduli taman bacaan.

 

Karena itu, hari ini Pendiri TBM Lentera Pustaka pun bertandang ke Kloop Caffee Jl. Fatmawati Jaksel. Selain silaturahim dengan pemiliknya, Pak H. Topan, sekaligus juga belajar tentang tata kelola Kafe dan imolementasinya. Karena di Kloop Caffee, selain tamunya banyak. Tempatnya juga bagus dan kopi-nya asyik. Cukup pantas KOPI LENTERA menimba ilmu dari Kloop Caffee.

 

Niatnya sederhana, nantinya KOPI LENTERA diharapkan bisa jadi usaha kecil-kecilan taman bacaan. Untuk cari uang kas biar bisa dijadikan untuk siapkan makan siang relawan saat ke TBM Lentera Pustaka. Syukut-syukur bisa gantiin uang bensin relawan. Maklum selama ini, para relawan secara ikhlas datang dan pulang seminggu sekali ke TBM untuk mengabdikan diri tanpa bayaran apapun. Bahkan ongkos sendiri, beli bensin dari kocek sendiri. Mereka kan orang-orang baik yang sudah bantu TBM. Semoga saja Allah SWT ridho atas niat baik ini.

 

Lalu kenapa kopi?
Oh iya. Karena pada secangkir kopi. Atas nama rasa, siapapun tidak pernah berdusta. Saat ngopi, manis dihirup, pahit pun diteguk. Manis dan pahitnya kopi itu bertemu dalam kehangatan yang tiada tara. Dan hanya kopi, yang selalu bilang semua yang ada di dunia ini sama saja. Tidak ada yang istimewa, sekalipun pangkat, jabatan, dan harta.

 

Lagi pula saat ngopi. Siapapun dipaksa literat. Untuk memahami realitas dan menerima perbedaan sekecil apapun. Pahit ya pahit, manis ya manis. Sebegitu objektif-nya kopi. Mungkin karena kopi pula banyak orang tetap waras. Tetap rileks dalam hidup, apapun masalahnya. Selagi ngopi, tidak ada masalah yang tidak mampu diselesaikan.

 

Kata kawan saya. Orang yang jarang ngopi biasanya hidupnya sempit alias sesak. Semua hal yang kurang dan jelek pada diri orang lain selalu dipersoalkan. Kerjanya nyinyir atau mencibir. Terlalu mudah menghakimi orang lain. Lupa ya, emang situ siapa?

 

Atas nama kopi. Manusia sejatinya tidak perlu terlalu ngotot untuk berkuasa, tidak perlu terlalu benci untuk memusuhi. Tidak usah terlalu cinta bila akhirnya kecewa. Tidak usah pula terlalu bangga bila akhirnya duka. Jadi, hadapi saja semua dengan rileks. Maka ngopi-lah dulu. Agar tetap rileks, dan tidak usah terlalu serius. Toh, nanti batas umur pun tiba.

Hebatnya, kaum tukang ngopi itu sederhana. Sederhana dalam bersikap dan bertindak. Salam literasi #KopiLentera #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *