Semua orang pasti tahu, membaca buku itu penting. Tapi sayangnya, membaca itu nggak asyik. Sering dianggap membosankan. Boro-boro bisa paham isi bacaan. Bisa konsenterasi saja saat membaca sudah bagus. Apalagi diganggu gawai dalam genggaman, mana tahan membaca? Zaman makin maju, justru membaca makin ditinggalkan. Karena membaca memang nggak asyik lagi membosankan. Dari dulu sampai sekarang, membaca ya begitu-begitu saja.
Buku adalah gudang ilmu. Membaca itu jendela dunia. Semua setuju dan nggak ada yang bantah. Hanya ya begitu, dari dulu membaca buku itu nggak asyik. Makanya makin lama, makin banyak orang “meninggalkan” bacaan. Karena di luar sana, banyak tempat dan aktivitas yang lebih asyik dan menyenangkan.
Maka atas dasar itulah, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak mengubah konsep “membaca nggak asyik” jadi “aktivitas yang asyik”. Taman bacaan dijadikan tempat yang asyik dan menyenangkan semua orang. Anak-anak yang membaca, ibu-ibu yang belajar baca-tulis, anak-anak kelas prasekolah, anak difabel, bahkan orang tua yang mengantar anaknya. Selagi ada di taman bacaan, harus asyik dan menyenangkan.
Di TBM Lentera Pustaka, taman bacaan “didesain” jadi tempat asyik. Ada buat foto-foto, nongkrong bahkan bermusik ria. Tentu, selain 14 aktivitas membaca buku dan program literasi yang sudah dijalankan TBM Lentera Pustaka. Diantaranya, ada kolecer literasi, ada catwalk literasi, ada rooftop baca, ada nama-nama jalan yang jadi spot foto, ada kebun baca, ada kampanye ayo baca, bahkan ada jajanan kampung gratis. Intinya, jadikan taman bacaan sebagai tempat asyik dan menyenangkan.
Jadi sederhana. Memabac buku nggak usah pengen pintar apalagi menguasai isi buku. Cukup jadikan buku sebagai aktivitas yang asyik dan menyenangkan. Nggak masalah membacanya sedikit, tapi gayanya banyak. Asal tetap di taman bacaan, tetap memegang buku bacaan. Seperti anak-anak TBM Lentera Pustaka yang tetap membaca sambil bergaya di taman bacaan. Itulah model “TBM Edutainment” yang dikembangkan TBM Lentera Pustaka sejak tahun 2017, digagas oleh Syarifudin Yunus sebagai pendirinya. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka