Kunci Taman Bacaan Eksis dan Bertahan di Zaman Now

Salah satu cara taman bacaan masyarakat bisa eksis dan bertahan adalah “tidak peduli terhadap omongan orang lain”. Karena di taman bacaan, selalu saja ada orang yang kerjanya komentar bahkan berpikir negatif. Matanya saja gagal melihat kebaikan, apalagi hatinya.

 

Pegiat literasi di taman bacaan kadang gampang frustrasi, bahkan bisa “mati semangat” gara-gara “komentar orang lain”. Sudah susah berjuang di taman bacaan saat mencari anak-anak yang membaca dan koleksi buku. Ehh, ada saja orang-orang yang kerjanya berkomentar negatif tentang taman bacaan. Membantu kagak, giliran ngomong kayak orang paling berjasa di taman bacaan. Edan!

 

Komentar orang lain di taman bacaan itu nyata. Di antara mereka, ada yang tidak paham gunanya taman bacaan. Ada yang hanya bisa berburuk sangka, ada pula yang kerjanya mencurigai niat si pengelola taman bacaan. Ada pula orang yang membalas kebaikan dengan keburukan, ada yang mengingkari perbuatan baik di taman bacaan. Bahkan ada yang mau enaknya saja saat di taman bacaan. Tentu, masih banyak lagi orang-orang “perintang” di taman bacaan. Tapi tetap saja, masih lebih banyak orang-orang baik di taman bacaan.

 

Maka saat berhadapan dengan orang-orang jahat di taman bacaan, patut direnungkan oleh pegiat literasi di taman bacaan. Bahwa tidak ada perbuatan baik di mana pun tanpa prasangka buruk. Maka bersabarlah dan tetap konsisten “menghidupkan” taman bacaan. Perbaiki terus niat dan baguskan ikhtiar apapun yang dilakukan di taman bacaan, lalu berdoalah yang baik. Bila itu sudah dilakukan, maka biarkan Allah SWT yang akan menentukan untuk taman bacaan.

 

Di taman bacaan pasti ada tantangannya, ada rintangannya. Sebagai ladang amal, kerjakan saja segala hal yang baik di taman bacaan. Toh, tidak merugikan siapapun, Mengajak anak-anak membaca itu baik, membimbing anak-anak di TBM itu baik, bahkan mengajar berantas buta aksara pun baik. Jadi, kerjakan yang baik semampu taman bacaan lakukan. Tidak usah peduli kepada orang lain yang pikirannya buruk dan tidak membantu apapun.

 

Taman bacaan harus tahu. Omongan buruk orang-orang jahat itu tidak akan pernah merugikan taman bacaan. Taman bacaan tidak perlu merisaukan apapun. Karena di taman bacaan, wajar ada kekurangan dan kelebihan. Yang terpenting, taman bacaan tidak pernah merugikan mereka dan taman bacaan pun bisa bertahan bukan karena mereka.

 

Maka, jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atau katakana. Karena mereka memang punya “penyakit hati”. Tidak ingin melihat taman bacaan berhasil atau bertahan. Mereka orang-orang yang cacat secara moral sekalipun fisiknya sehat. Orang-orang “sakit” yang gagal melihat kebaikan sedikitpun. Namanya juga taman bacaan, kita yang jalanin, Allah SWT yang nentuin, dan orang lain yang ngomentarin. Ketauhilah, taman bacaan tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Selalu saja ada orang-orang yang tidak suka. Begitulah yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Slaak Bogor di usianya yang sudah mencapai 5 tahun dan kini mengelola 15 program literasi dengan melayani tidak kurang dari 200 orang per minggu.

 

“Sesungguhnya barang siapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah SWT tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik (QS Yusuf:90). Maka saat berjuang di taman bacaan, yakinlah selalu ada jalan keluar dari setiap masalah yang ada. Dan saat perbuat baik sudah ditebarkan, pasti Allah SWT akan melindungi dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *