Ada yang berpendapat, kaum milenial alias generasi muda kurang peduli terhadap dana pensiun. Kebanyakan mereka hanya tahu tabungan. Padahal tabungan dan dana pensiun, dua hal yang berbeda. Maka wajar, jika banyak kaum milenial yang belum mulai mempersiapkan dana pensiun. Sepertinya di kalangan milenial, urusan dana pensiun “gimana nanti” saja.
Rendahnya kepemilikan dana pensiun memang terbuktikan. Survei Asosiasi DPLK (2019) di kalangan milenial menyebutkan 90% kaum milenial tidak punya dana pensiun. Artinya 1 dari 10 milenial hari ini tidak punya program pensiun. Bahkan 60% dari milenial sama sekali tidak tahu, apa itu dana pensiun? Bisa jadi, hal ini terjadi akibat rendahnya pemahaman milenial akan pentingnya dana pensiun untuk hari tua. Di samping edukasi dan sosialisasi dana pensiun yang belum masif dan tidak berkelanjutan.
Sebenarnya, apa sih masalahnya bila kaum milenial tidak punya dana pensiun? Mungkin terlalu dini untuk menjelaskan kepada kamum milenial. Tapi setidaknya, kaum milenial patut mengetahui. Bahwa ada 3 (tiga) dampak negatif yang signifikan bila tidak memiliki dana pensiun, yaitu: 1) akan jadi beban atau tanggungan orang lain di hari tua, 2) megalami masalah keuangan di masa pensiun saat tidak bekerja lagi, dan 3) gagal mempertahankan gaya hidup di hari tua seperti saat masih bekerja. Maka suka tidak suka, kaum milenial harus mulai berani mengantisipasi soal dana pensiun untuk hari tuanya. Karena cepat atau lambat, kaum milenial pun akan memasuki usia tua atau masa pensiun.
Nah, sebagai antisipasi dan berita baiknya adalah kaum milenial pasti bisa keluar dari “lingkaran misterius” hari tua atau masa pensiun. Apabila mau dan berani merencanakan dana pensiun sejak dini. Caranya, tentu dengan memiliki dana pensiun dari sekarang. Agar lebih disiplin menabung untuk hari tua, sekaligus meredam perilaku konsumtif yang berlebihan. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mulai memiliki dana pensiun melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Sudah saatnya, kaum milenial menyisihkan sebagian “uang jajan” untuk nongkrong di kafe-kafe atau gaya hidup ke dana pensiun. Sekaligus menjadi sarana untuk mengatur perencanaan keuangan secara lebih bijak. Agar tetap sejahtera dan nyaman di hari tua, saat tidak bekerja lagi. Jangan sampai “dompet tipis” di hari tua akibat terlalu royal di masa muda. Maka sebagai antisipasi terhadap kekhawatiran kaum milenial akan masa pensiun. DPLK menjadi alternatif yang patut dipilih kaum milenial dalam mempersiapkan hari tuanya sendiri.
Kaum milenial harus tahu. Siapapun, cepat atau lambat, pasti akan pensiun. Pasti akan berhenti dari pekerjaan. Hanya masalahnya, sudah tersediakah dana untuk membiayai hidup di hari tua atau masa pensiun? Dana Pensiun, kalau bukan kita mau siapa lagi? Salam #YukSiapkanPensiun #DanaPensiunMilenial #EdukasiDanaPensiun