Apa sih yang penting di zaman begini? Tentu, berbuat baik. Karena perbuatan baik kepada sesama adalah ajaran universal yang hampir semua manusia bisa memahaminya. Sangat dianjurkan untuk melakukannya di mana pun dan kapan pun. Kebaikan memang bukan agama. Tapi apalah arti agama bila mengabaikan nilai-nilai kebaikan. Hidup yang baik, hidup yang bermanfaat untuk orang lain.
Buku “Detonator Kebaikan” karya Dewa Eka Prayoga (September 2020) terbitan KMO Indonesia, bisa jadi pemantik siapapun untuk berpihak kepada sikap dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Buku yang berisi ilmu sederhana tentang kebaikan kecil yang diperbuat namun berdampak besar bagi lingkungan dan orang-orang sekitar. Karena di zaman begini, berbuat baik itu semakin langka.
Siapapun yang membaca buku ini, selalu diingatkan. Untuk tidak mengabaikan kebaikan kata-kata, mata, wajah, sikap, bahkan perilaku kepada semua orang. Jangan biarkan orang lain yang ditemui berlalu tanpa membaca kesan kebaikan sedikit pun. Agar tetap eling. Jangan pernah merobohkan pagar tanpa tahu mengapa didirikan. Maka, jangan pernah mengabaikan ajaran kebaikan tanpa tahu mengapa keburukan menimpamu. Di situlah, kebaikan jadi satu-satunya pengetahuan. Sebaliknya, kejahatan yang diperbuat adalah satu-satunya kebodohan.
Banyak orang mendambakan surga. Tapi sayangnya, kebaikan kecil di depan mata pun enggan dilakukannya. Perangainya buruk, kata-katanya penuh caci-maki, pikirannya dirasuki prasangka hingga akhlaknya pun membenci. Berceloteh di media sosial dan grup WA menebar sentimen, gibah atau fitnah. Sama sekali tidak ada manfaatnya. Surga hanya sebatas dirindukan tanpa mau diperjuangkan. Jadi, berbuat baik itu seperti apa?
Buku “Detonator Kebaikan” disajikan dengan gaya bahasa yang asyik. Tuturannya seperti cerita fiksi. Untuk mengajarkan pembacanya mampu melihat kebaikan dalam berbagai hal kehidupan setara dengan pikiran yang baik. Mampu mengubah niat baik menjadi aksi nyata. Seperti membimbing anak-anak yang membaca buku, menytuni anak-anak yatim dan kaum jompo, memberantas buta aksara, bahkan membebaskan kaum ibu dari rentenir atau utang berbunga tinggi. Maka, jangan bosan berbuatbaik sekecil apapun di taman bacaan.
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula” (QS Ar-Rahman:60) Bukti bahwa tidak ada ruginya berbuat baik. Karena tiap kebaikan kecil yang diperbuat pasti mampu menyalurkan energi positif ke seluruh tubuh. Kebaikan yang membuat kesehatan fisik dan mental menjadi lebih baik dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Maka jangan ragu untuk menebar kebaikan kepada sesama. Karena di situ, kita dapat belajar tentang bagaimana caranya berbuat baik kepada diri sendiri.
Maka teruslah berbuat baik, di mana pun dan kapan pun. Hindari orang-orang yang kata-katanya atau perilakunya tidak menjadikan kita lebih baik. Dan bila belum mampu mengerjakan yang baik, menganjurkan saja sudah cukup. Selamat berbuat baik sehari-hari. Salam literasi!