Jangan Dibaca karena Nggak Penting, Ngopi Aja Dulu

Saat main ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Siapapun akan menemui tulisan di tembok “jangan dibaca karena nggak penting, ngopi aja dulu”.  Artinya, ada dua kemungkinan. Satu, jangan dibaca apapun yang nggak penting. Kedua, ngopi aja dulu agar semuanya lebih rileks. Nggak usah terlalu serius apalagi ngotot, toh semua yang ada di dunia ini sudah ada jatahnya kok.

 

Tapi tulisan ini bukan soal itu. Melainkan soal “siapa yang paling baik dalam hidup kita?”. Kawan saya menyebut teman-temannya. Kawan yang lain lagi bilang atasannya di kantor Menurut saya bukan teman apalagi atasan. Yang paling baik dalam hidup kita adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta. Karena Allah SWT yang memberikan segalanya. Tanpa kurang tanpa lebih, semuanya layak dan pantas untuk kita. Percaya nggak?

 

Bila ada teman, atasan, atau siapapun yang berbuat baik itu atas sebab Allah SWT. Karena Allah SWT berkehendak dan menjadikan orang lain sebagai perantaranya. Bayangkan di saat ibadah kita tertatih-tatih atau malas-malasan, Allah SWT masih berikan kita kesehatan. Di saat iman sedang pasang-surut, Allah SWT pun tetap memberi kita rezeki dan karunia-Nya. Bahkan terkadang perintah Allah SWT tidak kita laksanakan, justru larangan Allah SWT kita dekati. Kayak begitu pun, kita masih diberi umur panjang hingga kini.

 

Kemarin-kemarin kita berjanji. Niat untuk lebih gat ibadah kepada-Nya, bertekad melaksanakan perintah-Nya. Padahal tidak sempat dilakukan. Hanya sebatas niat baik semata. Lagi-lagi, Allah SWT sudah mencatatnya sebagai pahala. Jadi jelas, yang paling baik dalam hidup kit aitu Allah SWT. Hanya Allah SWT yang paling baik, pastinya.

Allah SWT begitu baik pada hamba-Nya. Sementera kita jauh dari-Nya, tidak dekat dengan-Nya toh Allah SWT masih memberi nikmat yang tidak ternilai harganya. Tetap diberi rezeki-Nya sekalipun kita kurang bersyukur. Tetap diberi karunia-Nya sekalipun sering berkeluh-kesah. Bahkan tetap diberi sehat walau kita jarang menyapa-Nya. Janji sama teman atau atasan begitu patuhnya. Sementara janji kepada Allah SWT begitu mudah diabaikan. Jadi, siapa yang paling baik pada diri kita?

 

Lalu, nikmat Allah SWT yang mana lagi yang kita dustakan? Tidak cukupkah waktu yang telah diberikan Allah SWT untuk kita? Untuk selalu menebar kebaikan pada semua orang. Untuk menebar manfaat kepada siapapun yang  membutuhkan pertolongan kita. Mau sampai kapan begini?

 

Ayo perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan berdoalah kepada Allah SWT.  Luruskan kembali hati dan diri untuk Allah SWT. Karena hidup memang untuk Allah SWT. Semuanya hanya untuk Allah SWT semata-mata. Bukan untuk yang lain. Karena sejatinya, Allah SWT tidak akan pernah jauh dari kita, tidak akan pernah meninggalkan kita. Apapun keadaannya. Salam literasi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *