Kenapa Saya Senang Berada di Taman Bacaan?

Seorang kawan saya bertanya, kenapa sih elo senang berada di taman bacaan?

Saya pun menjawab sederhana, karena taman bacaan itu menyehatkan. Saat berada di taman bacaan, saya hanya bisa berpikir positif dan berbuat apa lagi yang baik untuk orang banyak. Sama sekali tidak terpikirkan hal-hal yang negatif. Terbebas dari gibah, fitnah, bahkan bergunjing sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

 

Hari ini, hidup sehat itu penting. Bukan hanya fisik yang sehat. Tapi pikiran, sikap, dan mental pun selalu dijaga untuk tetap sehat. Dan untuk sehat sangat bergantung pada dengan siapa kita bergaul dan di mana lingkungan kita? Bergaul dengan orang-orang yang bergosip dan pikirannnya jelek, maka jadilah si MDS yang menganiaya David sampai viral dan kini dijebloskan ke penjara. Orang tuanya yang pejabat pajak pun akhirnya dicopot. Itu bukti, si MSD salah bergaul.  Lingkungan bergaul pun menentukan kita bisa sehat atau tidak. Bayangkan bila sehari-hari berada di lingkungan yang pesimis, kerjanya gibah, bahkan memandang buruk apa yang dilakukan orang lain. Lingkungan yang buruk, hanya pesimis tanpa bisa optimis. Maka, hindari lingkungan yang buruk.

 

Nah di taman bacaan, seperti saya selalu berada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiap hari Sabtu datang, selalu ada yang dikerjakan yang baik. Mulai dari menata rak buku, mempercantik rooftop baca atau kebun baca, mengaji, atau mengajar kaum buta aksara. Ngobrol bareng wali baca atau relawan taman bacaan. Bergaul dengan anak-anak yatim binaan dan jompo binaan. Esoknya di hari Minggu, membimbing puluhan anak-anak taman bacaan yang membaca buku, Hingga sore hari menjadi “driver” motor baca keliling. Sangat jelas, berada di taman bacaan memang menyehatkan. Hanpir semua aktivitasnya menjadi ladang amal, nafasnya ibadah dan berbuat kebaikan pada sesama.

 

Bermain dengan anak-anak di taman bacaan itu menyehatkan, Ngobrol dengan ibu-ibu yang mengantar anaknya membaca isinya nasihat. Makan siang bareng relawan jadi sedekah. Belum lagi jajanan gratis hingga menyediakan akses bacaan ke anak-anak. Semuanya jadi amal ibadah. Di taman bacaan jadi bermanfaat, sehat, dan berjah. Karena di taman bacaan, rumusnya sederhana. Senangkan Allah SWT, maka siapapun pasti disenangkan Allah SWT.

 

Dan paling penting, siapapun saat berada di taman bacaan. Pasti terhindar dari bergaul dengan orang-orang yang selalu “negative thinking”, pikirannya negatif terus. Kerjanya ngedumel, berkeluh-kesah, komplain melulu, dan lupa bersyukur. Ujungnya jadi bergunjing, bergibah, dan fitnah. Tanpa disadari, manusia semacam itu jadi tidak akan pernah sehat dan pasti tidak akan pernah ditolong Allah SWT pula.  Maka, jauhi orang-orang yang pikirannya negatif. Hindari, bila perlu tidak usah kenal sama orang-orang yang tidak bermanfaat dan gemar bertindak buruk dalam hidupnya. Itu racun!

 

Di taman bacaan, ada praktik hidup yang luar biasa. Melatih untuk selalu sabar, ikhlas, dan bersyukur atas semua keadaan. Di samping mengajak kita untuk selalu memperbaiki niat, membaguskan ikhtiar, dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena memang tugas kita adalah ikhtiar yang baik, selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk untuk kita.

 

Itulah alasan saya, kenapa senang berada di taman bacaan. Karena Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian.” (HR.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *