Kepada siapa kita meminta? Itu hanya pertanyaan tauhid. Karena tanpa disadari, kian banyak orang yang meminta apapun kepada selain-Nya. Meminta kepada makhluk atau orang lain, memohon kepada atasan atau orang dianggap lebih tinggi pangkatnya. Hingga lupa, bahwa apapun yang terjadi di dunia ini sudah atas kehendak-Nya.
Ironis. Bila masih ada orang yang meminta kepada selain Allah SWT. Takut tidak mendapat rezeki. Khawatir kekurangan. Lalu berharap kepada orang lain, meminta kepada makhluk yang sama-sama berada dalam genggaman-Nya. Lantas lupa bersykur, berbuat syirik tanpa disadari. Lalu, merasa apa yang diperolehnya selama di dunia ini semata-mata karena kehebatannya. Ironis, ada persoalan tauhid yang tergerus dalam dirinya.
Sementara minimal membaca “iyyakaa na’budu wa iyyaaka nasta’iin” 17 kali setiap hari. Sebagi ikrar dan janji bahwa “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Surat Al Fatihah: 5). Sebuah kalimat yang jadi bukti lemahnya manusia. Maka tidak selayaknya siapapun menyembah dan memohon pertolongan kepada selain Allah SWT.
Menyembah dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Berarti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sekecil apapun ikhtiar yang dilakukan. Ibadah untuk menjadikan semua perkataan, perbuatan dan pikiran untuk menggapai ridho Allah SWT. Tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk-Nya. Karena hanya Allah yang menghidupkan dan mematikan. Allah SWT pula yang yang menjaga dan memelihara segalanya. Jangan takut dan khawatir atas kuasa-Nya. Senangkan Allah SWT, maka Allah SET akan menyenangkan hamba-Nya.
Kepada siapa kita meminta?
Maka jawabnya hanya kepada Allah SWT. Dengan memperbaiki niat, memperbagus ikhtiar, dan berdoa yang baik untuk ibadah kepadaNya. Ikhlas, sabar, dan tawakal dalam menjalankan setiap langkah kebaikan. Menjauhi segala yang batil dan perbuatan buruk di mana pun. Di zaman begini, memang berat untuk ibadah secara istikomah dan tawadhu kepada-Nya. Tapi ibadah itulah yang harus terus diperjuangkan dalam kondisi apapun.
Hingga terwujud “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa” (Al-Ma’idah: 2) sebagai intisari dalam tauhid. Bahwa hanya Allah SWT tempat meminta dan memohon pertolongan tanpa terkecuali.
Jadi, kepada siapa kita meminta? Salam literasi