Istilah ‘sotoy’ atau ‘sok tau’ sering dipraktikkan banyak orang di era begini. Sebutan untuk orang-orang yang sok tahu. Kerjanya Cuma jadi pegawai tapi giliran bahas negara dan pemimpin seperti ahli pemerintahan. Segala rupa dikomentarin, segala hal diomongin. Seakan-akan dia tahu semuanya. Benar banget, orang sok tahu itu sering menjengkelkan. Makanya banyak orang merasa nggak nyaman saat bersama orang sok tahu alias sotoy.
Orang sok tahu itu berbeda dengan orang pintar. Orang sok tahu hobi-nya memberi tahu apapun tanpa ditanya. Sementara orang pintar itu bila tanya baru menjawab. Makanya, orang sok tahu itu selalu ngotot membuktikan “kesan pintar” di mata orang lain. Sementara orang pintar benaran sama sekali tidak pernah ngotot membuktikan kepintarannya, biasa-biasa saja. Orang sok tahu terlalu gemar memberi komentar yang tidak diinginkan orang lain. Pengetahuannya sedikit tapi bicaranya arogan seperti Mario Dandy. Menyebalkan memang orang sok tahu itu.
Sotoy. Sering banyak omong dan nyerocos terus tentang segala hal. Apalagi berkaitan denagn pemimpin atau orang lain yang dibencinya. Orang sok tahu pasti mencari “sela” untuk berkomentar yang negatif. Agar orang lain terpengaruh dan membenarkan “pikiran kotornya”. Omongannya penuh opini, fakta hanya dijadikan “pintu masuk” untuk menebar pikiran negatif dan kebenciannya sendiri. Menyebalkan bukan?
Dulu ada film judulnya “Ateng Sok Tahu”. Kisah tentang orang sok tahu. Ilmunya sedikit tapi mengaku tahu segalanya. Sekolahnya biasa saja tapi kesannya seperti lulusan “cum laude”. Semua orang lain yang dibencinya pasti salah, hanya dia yang benar. Selalu ada argumen untuk membantah orang lain. Begitulah perilaku orang sok tahu. Entah kenapa, orang sok tahu selalu tertarik untuk pamer keunggulan. Gemar menggurui orang yang tidak mau diguruinya. Aneh memang orang sok tahu itu.
Hati-hati pada orang sok tahu alias sotoy. Dari segi literasi, orang sok tahu punya ciri-ciri seperti 1) menganggap rendah orang lain, 2) merasa paling benar dalam segala urusan, 3) pamer opini bukan fakta, 4) haus pujian dalam segala hal, 5) tidak suka dikritik, dan 6) terlalu banyak omong. Jadi, hindari untuk menjadi orang sok tahu. Nggak usah ngotot untuk mengomentasi semua hal. Cukup diam dan perbaiki diri saja. Untuk selalu belajar dan biasa-biasa saja. Jangan sotoy!
Orang sok tahu sering lupa. Allah SWT itu Maha Baik, karena selalu menutupi segala kekurangan dan kelemahannya. Maka, “maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32). Siapapun diperintah untuk selalu belajar dan memperbaiki diri. Bukan merasa mengetahui segalanya. Jangan ngotot jadi orang sok tahu. Justru untuk menutupi ketidak-tahuannya.
Nah, sebentar lagi tahun politik tiba di Indonesia. Perhatikanlah, betapa banyak orang yang tiba-tiba jadi orang sok tahu. Manusia sotoy, segala rupa dikomentarin. Orang-orang yang banyak omong dan merasa tahu segalanya secara “musiman”. Sungguh, orang-orang sok tahu itu justru hanya sedang berlatih untuk membual atau mengoceh tiada henti.
Sok tahu, hanya pandai bicara tapi tidak pandai berbuat. Bisa jadi, orang sok tahu itu sesungguhnya orang yang sedang frustrasi. Karena sedang memperjuangkan mimpi-mimpinya yang tidak pernah tercapai. Makanya, banyak omong. Jangan sok tahu, karena kita itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Salam literasi #SokTahu #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka