Ini hanya renungan sekaligus cara untuk introspeksi diri. Hidup sesuai levelmu, jangan hidup di level orang lain. Agar nantinya tidak jadi masalah. Apapun dan di mana pun, gunakan rezeki untuk hidup yang lebih baik. Bukan untuk gaya hidup, untuk pamer. Karena gaya hidup sama sekali tidak akan pernah membuatmu merasa cukup.
Hidup sesuai levelmu. Bukan berarti harus hidup sederhana. Tapi hiduplah secara pantas. Hidup yang patut atau layak. Hidup yang sesuai atau cocok. Sehingga menimbulkan pertanyaan atau curiga orang lain. Apalagi di media sosial, hiduplah sesuai levelmu. Bila tidak, akhirnya dipanggil KPK untuk memgklarifikasi harta dan kekyaannya. Dari mana diperoleh? Karena dianggap tidak pantas.
Hari ini makin banyak orang hidup tidak lagi di levelnya sendiri. Lebih senang hidu-p di level orang lain. Terlalu memaksa diri. Hingga berani utang, terjebak pinjaman online, bahkan berani mengambil apapun yang bukan haknya. Akibat hidup bukan di level sendiri. Terlalu memaksa diri untk hidup di level orang lain.
Bertindaklah semampunya. Berbuat baik dari yang sederhana. Bersedekah sebisa yang dilakukan. Sama sekali mempertontonkan apapun yang tidak sesuai dengan level kita. Bukan karena orang lain. Tapi karena Allah SWT yang tahu sebenarnya siapa kita? Pantaskan diri sendiri untuk soal apapun dan di mana pun. Maka hiduplah sesuai kemampuanmu, jangan sesuai dengan kemauanmu.
Sekarang banyak orang yang tidak bisa mengukur diri. Hingga lupa untuk bersyukur. Makin banyak orang yang tidak sadar sehingga lupa untuk sabar. Bahagia itu bukan dari apa yang ditampilkan. Tapi dari apa yang diperbuat. Bahagia itu bukan karena ingin dipuji orang. Tapi karena sesuai dengan level diri sendiri. Apapun bukan karena mewahnya tapi karena berkahnya.
Maka jika rezekimu bertambah, naikkanlah level sedekahmu bukan pertontonkan level gaya hidupmu. Salam literasi!