Sabar saat Membaca Buku, Untuk Apa?

Entah kenapa, sabar bisa jadi barang langka di zaman begini. Sulit untuk bersabar. Saling mendahului di jalan, berantem akibat tidak sabar. Di media sosial, banyak yang bertikai akibat postingan tertentu karena kurang sabar. Maunya buru-buru akibat kurang sabar. Sabar, memang makin sulit dilakukan.

 

Sabar itu untuk semua dan harus selalu dikampanyekan. Karena “senjata” paling dalam menghadapi berbagai masalah atau cobaan ya memang sabar. Berjuang untuk sabar, bekerja keras agar sabar. Sabar dalam menghadapi cobaan. Agar tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak terburu-buru emosi. Sabar untuk tenang dalam segala keadaan. Tidak tergesa-gesa maupun terburu hawa nafsu aatas apa yang dilakukan orang lain.

 

Ikhtiar atau posri sabar, siapapun memang harus diperbanyak. Karena dalam sabar, siapapun tidak memiliki kendali atas perilaku orang lain. Tidak bisa mengontrol  perkataan atau presepsi orang lain Bahkan saat orang lain berbuat salah pun cukup diam dan dimaafkan. Hanya sabar yang membuat kita tidak memiliki niat buruk atau membalas dendam atas perlakuan orang lain. Sabar dulu, sabar lagi, dan sabar terus. Sulit memang, tapi harus tetap diperjuangkan.

 

Sabar memang harus dilatih. Seperti membaca buku pun harus dilatih, selain memembiasakan kesabaran. Di era digital, banyak orang berlomba-lomba main dan nongkrong. Tapi anak-anak yang rajin membaca buku tetap datang ke taman bacaan. Sabar saat membaca, sabar untuk berpegang pada kebaikan. Sabar itu pula yang dibiasakan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sabar di taman bacaan, sabar dalam berliterasi.

 

Sabar tidak ada batasnya. Karena ganjaran bagi orang-orang yang sabar pun tidak memiliki batas. Tapi sabar adalah akhlak mulia, maka siapapun yang bersabar pasti akan “bertemu” dengan sesuatu yang indah di kemudian hari. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-zumar: 10). Jadi, sabar dan bersabarlah.

 

Terus, sabar dalam hal apa? Yah, sederhana saja. Sabar lahir dan batin, khususnya 1) sabar melaksanakan perintah Allah SWT, 2) sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dna 3) sabar dalam menerima takdir Allah. Agar sabar menjadi kebiasaan. Sabar saat sesuatu yang tidak diingikan terjadi dan sabar untuk menahan diri dari sesuatu yang diinginkan.

 

Maka sabar, pasti tidak ada batasnya. Bila ada batasnya maka namanya tidak sabar. Dan yakinlah, selepas kesabaran yang dijalani maka akan menanti sesuatu yang indah. Salam literasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *