Jadi begini Sob, mungkin bisa terjadi pada siapapun.
Kalau dompet kita hilang, ya kita introspeksi. Mungkin kurang hati-hati, mungkin kurang sedekah. Mungkin gemar menyerobot hak orang lain. Tapi sebaliknya, kalau orang lain dompetnya hilang, jangan buru-buru menuduh dia kurang sedekah. Introspeksi diri itu ke dalam, bukan ke luar.
Kalau hari ini hidup kita gundah dan selalu kesusahan, nggak jelas juntrungan ya kita introspeksi. Mungkin kita sering berbuat kesalahan. Pernah menyakiti orang lain atau membenci orang yang tidak pantas dibenci. Tapi kalau ada orang lain yang gundah dan selalu kesusahan, jangan buru-buru menuduh dia berbuat kesalahan atau menyakiti orang lain.
Kalau bisnis kita gonta-ganti dan akhirnya rugi, ya kita introspeksi. Mungkin kurang ikhtiar, mungkin kurang amal. Mungkin lupa zakat. Tapi kalau orang lain yang bisnisnya rugi dan nggak jelas, jangan buru-buru menuduh dia kurang amal atau lupa zakat.
Apapun keadaannya, lebih baik introspeksi diri. Nggak usah mencari “kambing hitam”, apalagi menuding orang lain yang nggak-nggak. Memangnya, kita seberapa mulia dan hebat sih dibandingkan orang lain? Apapun dan semuanya itu sudah sesuai porsinya, atas kehendak Allah SWT. Sesuai dengan amal perbuatan kita. Pas, nggak kurang dan nggak lebih. Hanya soal waktu saja, ada yang sekarang ada yang besok baru terjadi.
Ketahuilah Sob, Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286). Seperti pengalaman TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, mau dibenci seperti apapun sama musuh-musuhnya ternyata tidak berpengaruh sampai sekarang. Menebar gosip, bikin fitnah, merusak fasilitas TBM, ehh akhirnya, nggak ada apa-apanya. Bahkan orang-orang yang “memusuhi” taman bacaan saat ini pada susah, gundah dan mungkin sebentar lagi “tamat”. Jadi pesannya, nggak usah benci pada siapapun apalagi pada orang yang nggak pantas dibenci. Cukup introspeksi diri saja, muhasabah sambil bertawakal kepada-Nya.
Maka untuk apapun, perbaiki niat baguskan ikhtiar dan perbanyak doa. Selebihnya cukup sabar dan bertawakal dalam kondisi apapun. Untuk merelakan sepenuhnya apapun yang terjadi. Karena hikmahnya, Allah SWT pasti akan memberi atau menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Kerjakan saja yang baik-baik, selebihnya serahkan kepada Allah SWT.
Maka jangan fokus pada hasil yang harus begini harus begitu. Tapi cukup ikhtiar saja yang baik sebagai sikap hidup. Untuk selalu introspeksi diri. Untuk selalu memperbaiki diri, berbuat baik dan menebar manfaat ke orang lain. Belajarlah dari hal-hal kecil tapi bermanfaat. Itu namanya LITERAT!