Banyak kejadian di sekitar kita. Banyak peristiwa yang bisa dilihat dengan kasat mata. Tapi apa yang banyak dilakukan orang? Hanya berkomentar, hanya mengomentari. Tanpa mau membantu atau berbuat apapun.
Melihat orang berjalan lalu terjatuh, malah berkomentar, “Ke mana mata tuh orang bisa sampai jatuh”.
Melihat rumah orang rumahnya berantakan, malah mengomentari, “Katanya orang berpendidikan, kok rumahnya berantakan ya?”
Melihat anak-anak yang kerjanya nongkrong, malah menghardik, “Pada mau jadi apa sih tuh anak-anak, kok kerjanya nongkrong”.
Ada realitas yang salah di zaman begini. Banyak orang lebih senang mengomentari daripada mengulurkan tangan untuk membantu. Bila melihat orang jatuh ya harusnya ditolong untuk berdiri lagi. Bila melihat rumah orang berantakan ya bantu untuk merapihkan. Dan bila melihat anak-anak yang nongkrong ya dinasihati untuk membaca buku di taman bacaan. Itulah sikap dan akhlak yang diperlukan hari ini. Bukan malah mengomentari, bahkan menghardiknya.
Apapun, cukup ulurkan tanganmu.
Bila tidak bisa membantu, maka jangan mengomentari. Bila tidak bisa memberi manfaat, jangan mengganggu. Bila tidak bisa menyenangkan, jangan membuat sedih. Dan bila tidak bisa memuji, maka jangan mencela. Harusnya selama kamu masih bisa berdiri, ulurkan tanganmu untuk orang-orang yang telah jatuh. Bukan hanya bisa mengomentarinya.
Spirit “ulurkan tanganmu saja” itulah yang dipegang Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ketika banyak anak-anak yang putus sekolah maka disiapkan beasiswa untuk mereka. Ketika daerah dan anak-anak tidak punya akses bacaan, maka dibuatkan taman bacaan. Ketika kaum ibu terjerat rentenir dan utang berbunga tinggi, maka didirikan koperasi simpan pinjam. Ketika anak-anak usia dini tidak punya tempat belajar calistung, maka disediakan tempat belajar calistung seminggu dua kali. Ketika masih ada kaum ibu buta huruf, maka diajarkan baca tulis hingga kini. Dan ketika ada kampung yang tidak punya akses bacaan, disiapkan motor baca keliling yang berkunjung. Semuanya gratis dan tidak berbayar. Hingga kini, tidak kurang 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan. Jadi, cukup ulurkan saja tanganmu untuk membantu yang layak dibantu.
Hati-hati, roda kehidupan itu berputar. Jangan sampai berbalik. Siapapun bisa jatuh, bisa berantakan rumahnya, bisa anak kita yang nongkrong. Maka lebih baik, ulurkan tanganmu kepada orang lain untuk membantunya. Apapun kondisinya, bantu semampu yang bisa dibantu. Cukup ulurkan tanganmu, selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja dengan cara-Nya.
Jangan sampai, lisan atau mulut kita hanya bisa mengomentari kehidupan orang lain. Hanya bisa berkomentar tentang masalah atau keadaan orang lain. Tanpa bisa membantunya, apalagi memberikan solusi. Hati-hati, karena kita tidak pernah tahu apa yang dialami orang lain. Tidak tahu apapun yang terjadi.
Cukup ulurkan saja tanganmu, bantu apa yang bisa dibantu. Bila tidak bisa mengulurkan tangan, maka cukup diam saja. Itu sikap dan akhlak yang baik. Salam literasi! #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi #TamanBacaan