Pesan Literasi: Jangan Mati Bawa Dosa dan Benci

Tabiat manusia itu menyebarkan cela, membenci, dan sangat menyesali yang buruk. Hanya manusia yang sulit memaafkan bahkan dendam. Sementara Allah SWT sang pencipta justru menutupi aib hambanya, menunggu taubat, mengampuni, dan menghapus kesalahan siapapun. Asal sungguh-sungguh.

Karenanya, kita harus hati-hati berurusan dengan manusia. Apalagi dengan dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat. Selesaikan dan berhati-hatilah dengan dosa kepada sesama manusia. Mengambil yang bukan haknya, menebar aib, berutang, membenci hingga memfitnah. Renungkan dan ingatlah kepada siapa kita pernah berbuat zolim. Entah itu, urusan uang, kehormatan, atau pergaulan.

Bila masih ingat dan ada salah, segeralah kita selesaikan sekarang. Minta maaf atau tunaikan urusannya. Selagi masih ada waktu, selagi masih ada kesempatan, selagi kita masih hidup. Segeralah kembalikan haknya, menggantinya, meminta maaf atau meminta kehalalan atas kezoliman atas apa yang pernah kita perbuat. Dosa, dendam, benci dan utang jangan dibawa mati.

Sungguh, jauh lebih ringan menunaikan hak-hak orang lain ketika kita masih di dunia daripada kita harus mempertanggungjawabkannya di akhirat nanti. Mumpung masih ada waktu, mumpung orangnya masih ada pula. Sebelum semuanya terlambat.

Rasulullah SAW bersabda, “Kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat” [Muttafaq ‘alaih]. Maka Sufyan Ats Tsauri r.a. menegaskan, “Seandainya engkau bertemu Allah dengan membawa 70 dosa yang kaitannya antara engkau dan Allah maka itu lebih ringan daripada engkau bertemu Allah, dengan membawa 1 dosa yang kaitannya antara engkau dengan manusia” (Tanbih al Ghofilin, hal. 380).

Sangat mudah bagi Allah SWT untuk mengampuni dosa-dosa kita. Sebab Allah SWT, Maha pengampun lagi penyayang. Sementara dosa kepada manusia, bila dia memaafkan maka alhamdulillah. Namun bila tidak, maka harus ada sidang di akhirat, dan kita harus mengembalikan hak mereka yang pernah dizolimi. Jangan mati bawa dosa dan benci, begitu pesan literasi.

Pesannya, hati-hati berurusan dengan manusia. Apalagi berbuat dan berpikir buruk tentang orang lain. Sementara kita belum tentu lebih baik darinya. Cukup perbaiki niat dan ikhtiar untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat. Seperti pegiat literasi berkiprah di taman bacaan. Hanya tahu berbuat baik dan menebar manfaat. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *