Ternyata, taman bacaan bukan hanya tempat membaca buku. Tapi taman bacaan mampu menjadi “sentra pembelajaran” banyak hal yang bisa diajarkan kepada anak-anak usia sekolah. Mengajarkan sopan santun, melatih adab dan etika, mendidik keterampilan dan seni budaya, melatih kebiasaan antre, mengajar literasi digital atau bahkan literasi finansial. Seperti yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.
Selain anak-anak membaca buku secara rutin, di TBM Lentera Pustaka, ternyata setiap anak punya celengan kaleng “SIMPEL – SIMpenan PELajar” dari Bank Sinarmas sebagai bagian dari edukasi literasi finansial ke anak-anak. Diajarkan dan dilatih untuk menabung sejak dini, dari awal tahun hingga akhir tahun 2023 ini. Agar anak-anak terbiasa menyisikan sebagian uang jajan untuk ditabung. Karena menabung memang menjadi perilaku yang harus dibiasakan.
Kemarin, saat Festival Literasi Gunung Salak #6 TBM Lentera Pustaka (19/11/2023) pun dilakukan “Hari Buka Celengan”. Setiap anak membuka celengan kalengnya dan menghitung besaran jumlah uang yang ditabung selama setahun. Dan hasilnya luar biasa. Misalnya Putri Sakira, anak TBM Lentera Pustaka kelas 5 SD berhasil menjadi penabung tertinggi dengan uang yang terkumpul mencapai Rp. 2,2 juta. Bahkan total seluruh nilai tabungan anak-anak TBM Lentera Pustaka di tahun 2023 ini mencapai lebih dari Rp. 12,5 juta. Tentu, tidak semua anak menabung. Tahun ini ada 70% dari 110 anak pembaca aktif yang mengisi celengannya saat jam baca seminggu 3 kali. Menariknya, anak yang punya tabungan paling banyak mendapat “hadiah” tambahan Rp. 500 ribu dari Pendiri TBM Lentera Pustaka.
Atas praktik baik menabung sejak dini, maka wajar TBM Lentera Pustaka seringkali dijadikan “sentra” kegiatan edukasi literasi keuangan beberapa institusi keuangan, khususnya pada saat Bulan Inklusi keuangan tiap Oktober. Mulai dari bank, asuransi jiwa, dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) atau komunitas lainnya. Literasi finansial harusnya bersifat praktik, bukan teori. Karena sejatinya, edukasi dan literasi finansial harus dilakukan secara berkelanjutan. Untuk menggugah 1) pengetahuan, 2) keterampilan dan 3) perilaku akan pentingnya produk keuangan, seperti menabung. Sehingga memberi dampak dan manfaat besar untuk anak-anak atau masyarakat secara konkret akan pentingnya produk keuangan yang ada. Bayangkan bila kesadaran literasi finansial sudah tertabam, maka 10 tahun atau 20 tahun akan datang, anak-anak TBM Lentera Pustaka akan menjadi pengguna layanan sekaligus motivator untuk mempengaruhi anak-anak lainnya akan pentingnya menabung.
Patut diketahui, sejak berdiri tahun 5 November 2017, TBM Lentera Pustaka awalnya hanya menjalankan 1 program literasi yaitu TABA (TAman BAcaan). Tapi kini telah mengelola 15 program literasi, seperti: TABA, GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA), KEPRA (Kelas PRAsekolah), YABI (YAtim BInaan), JOMBI (JOMpo BInaan), TBM Ramah Difabel, KOPERASI LENTERA, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), LITDIG (LITerasi DIGital), LITFIN (LITerasi FINansial), LIDAB (LIterasi ADAb), Rooftop Baca, MOBAKE (MOtor BAca KEliling), dan melek Al Quran. Didukung 5 wali baca dan 12 relawan, TBM Lentera Pustaka kini melayani tidak kurang dari 200 orang pengguna layanan setiap minggunya yang berasal dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi). Beroperasi 6 hari dalam seminggu, kecuali Senin. Dan literasi finansial menjadi program yang selalu dilakukan untuk anak-anak dan warga – kaum ibu di taman bacaan ini.
Lalu, apa pelajaran penting dari menabung di celengan kaleng anak-anak TBM Lentera Pustaka? Intinya, mereka diajak menabung terlebih dulu, lalu silakan menghitung uang yang sudah terkumpul selama setahun. Siapa yang menabung, maka dia berhak menikmatinya hasilnya. Dan jangan pernah menghitung uang di kantong orang lain bila kita tidak pernah menabung. Ayo menabung …. Salam literasi #CelenganKaleng #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka