Jenuh di taman bacaan, tidak apa-apa. Rasa itu sama dengan jenuh saat bekerja, seperti jenuh ngobrol dengan orang tapi yang diomong itu-itu saja. Begitu juga orang yang punya cita-cita tinggi tapi tidak kesampaian, pasti sangat jenuh. Apa kamu jenuh hari ini?
Jenuh itu bosan. Setara dengan jemu, seperti orang makan yang kekenyangan. Walau kadang, jenuh bisa berujung kesal atau muak. Tapi bila jenuh pun tidak apa-apa. Merasa tidak sedang baik-baik saja pun tidak masalah kok. Kan kita yang merasakan. Asal jangan jenuh mikirin orang lain. Jangankan jenuh, kecewa, marah, atau sedih pun tidak apa-apa. Nikmati saja rasa yang ada.
Seperti pegiat literasi yang berkiprah di taman bacaan dan gerakan literasi. Jenuh ber-aktivitas sosial, jenuh mengurus anak-anak yang membaca, atau mengajar kaum buta huruf dan menjalankan motor baca keliling. Tidak apa jenuh di taman bacaan. Sediakan saja ruang untuk jenuh, untuk semua perasaan yang bisa timbul. Toh, perasaan jenuh dan teman-temannya tidak akan pernah kekal. Di dunia ini, tidak ada rasa bahagia yang kekal. Maka jenuh, sedih, kecewa pun pasti sementara. Rasa itu semua mengajarkan kepada kita. Bahwa semua yang hadir di hidup ini tidak akan bertahan lama. Semua ada waktunya.
Sekali lagi, jenuh tidak apa-apa. Seperti saya pun saat berkiprah di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak juga jenuh. Kadang bosan, kadang jenuh tidak masalah. Asal jangan sampai larut dan hanyut dalam perasaan jenuh atau kecewa, apapun alasannya. Banyak literatur menyebut bahwa manusia itu makhluk yang sangat lemah. Jika tampak kuat pun sejatinya tidak benar-benar kuat. Hanya bertahan untuk kuat atau menikmati jenuhnya sendiri.
Kenapa jenuh? Bisa jadi karena kurang bersyukur, kurang sabar juga. Apa-apa maunya tercapai, segalanya ingin terlaksanam Padahal kita hanya manusia yang lemah. Tugasnya hanya ikhtiar dan doa. Selebihnya terserah Allah SWT. Begitu pula saat berkiprah di taman bacaan, di pekerjaan atau di pergaulan sehari-hari. Jangan terlalu ngotot apalagi egois. Jangan pula banyak berharap kepada orang lain. Karena mereka bukan apa-apa, bukan siapa-siapa pula. Sama seperti kita.
Saat cobalah berhenti dan mensyukuri apa yang sudah dimilik. Insya Allah, hidup akan terasa cukup, tenang, dan lebih bahagia.
Jangan lupa, jenuh atau bosan itu tidak pernah datang dengan sendirinya. Pasti ada sebabnya. Seperti terlalu banyak berharap, terlalu tinggi cita-citanya, bahkan tidak jujur pada diri sendiri. Menyuruh orang lain berubah tapi kita tidak mau berubah. Bahkan jenuh, bisa jadi karena kita terjebak rutinitas, tidak kreatif untuk mengisi hari-hari yang indah dengan berbagai aktivitas yang baik, positif, dan bermanfaat.
Saat jenuh, ucapkan saja “laa haula wala quwata illaah billaah”. Tidak ada daya dan upaya selain karena Allah. Itu berarti, setiap langkah yang kita tempuh dan setiap keadaan yang kita rasakan, harus libatkan Allah. Apapun yang diperbuat dan dipikirkan wajib libatkan Allah. Karena tanpa-Nya, kita tidak bisa jadi apapun yang kita inginkan. Hanya Allah yang menjadikan kita kuat dan mampu, soal apapun. Maka mintalah kepada-Nya. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka