Namanya Kartu Baca di TBM, Cara Mengontrol Efektivitas Baca Anak

Salah satu cara mengontorl anak-anak pembaca aktif di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor adalah kartu baca. Warnya kuning, berisi kolom sesuai nama anak dan kelas sekolahnya. Kartu baca inilah yag selalu dipafar wali baca tiap kali anak-anak selesai membaca satu buku. Lalu, boleh mengganti buku yang lain. Sederhana tapi penting untuk mengontrol efektivtas kegiatan membaca di taman bacaan.

 

Dari kartu baca, bisa diketahaui 1) berapa buku yang dibaca setiap anak dalam satu inggu, 2) terlihat progress anak-anak yang membaca dari waktu ke waktu, dan 3) jenis atau genre buku yang digemari masing-masing anak pada setiap kali membaca. Jadi kartu baca, sangat penting untuk mengontrol aktivitas membaca anak di taman bacaan. Seklaigus untuk menjawab pertanyaan orang-orang pintar tentang “apa iya anak-anak TBM punya minat membaca yang tinggi?”.

 

Jangan lupa, kebiasaan membaca itu bukan soal minat, Tapi soal akses bacaan. Tersedia atau tidak akses bacaan di daerah atau di lingkungan,, apapun bentunya, Bila tidak ada tempat untuk membaca pastilah tidak ada minatnya. Tapi bila tersedia tempat membaca, seperti taman bacaan, sekalipun sebelumnya tidak ada minat baca tapi tersedia tempat membacanya. Insya Allah, minat baca akan terbentuk. Karena membaca itu proses, bukan hasil. Nah, gimana cara mengukurnya? Di situ diperlukan kartu baca, alat kontrol efektivitas membaca anak-anak di taman bacaan.

Penting dipahami semua pihak, membaca buku di era digital begini memang tidak mudah. Terlalu banayk kendalanya, apalagi terpengaruh media sosial dan tontonan. Tapi dengan sikap komitmen dan konsistensi pegiat literasi di taman bacaan, p[ada akhirnya komunitas anak-anak yang membaca buku bisa terbentuk. Anak-anak pembaca aktif, selalu rajin datang ke taman bacaan dan membaca buku pilihannya,

 

Sungguh, membaca buku tidak akan pernah sia-sia. Ikhtiar yang harus selalu disosialisasikan. Memang membaca buku tidak bisa dilihat hasilnya segera. Tapi membentuk kebiasaan terlebih dulu. Hingga nantinya akan berguna dan meraih hasil bila waktunya tidak, Yang jelas, masa depan bangsa ada di tangan anak-anak yang membaca buku, bukan yang main gawai atau rajin nonton. Dan ingat, tidak pernah ada yang sia-sia dari usaha yang baik.

 

Membaca buku adalah menanam kebaikan, membiasakan perilaku baik. Untuk masa depan, untuk masa yang akan datang. Seperyi menanam pohon, pasti hasilnya akan diperoleh sewaktu panen. Tidak ada yang baru ditanam langsung memetic hasilnya. Toh bila waktunya tiba, semua pohon pasti berbuah. Dan siapapun yang menanam maka dialah yang berhak menikmati buahnya.

 

Jadi ayo rawat anak-anak yang membaca, sirami dengan usah-usaha yang baik. Agar kelak, mereka menjadi anak-anak yang literat! #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka