Jauhi Prasangka Buruk, Sekalipun terhadap Buku Bacaan

Oplus_0

Anak-anak TBM Lentera Pustaka diberi kebebasan untuk membaca buku. Mau cerita bergambar, buku sains, cerita rakyat atau buku ensiklopedia, semuanya bebas untuk dibaca. Jangan ada prasangka terhadap buku bacaan. Asal mau datang ke taman bacaan dan membaca, semuanya sudah cukup. Prinsipnya, asal mau membaca buku maka prasangka baik patut disematkan.

 

Melatih berbaik sangka itu penting. Baik sangka pada anak-anak yang membaca, baik sangka pada relawan yang berkiprah di taman bacaan. Bahkan baik sangka kepada orang lain. Karena baik sangka terhadap ikhtiar bahkan pencapaian orang lain itu akan memudahkan pencapaian kita. Sementara sebaliknya, berburuk sangka pasti akan menyulitkan pencapaian dan diri kita sendiri.

 

Sayangnya, si picik sering berprasangka buruk saat melihat posting-an orang lain. Foto anak-anak lagi baca buku, foto orang lagi jalan-jalan, foto rumah, foto mobil, dan sebagainya dia anggap itu semua pamer. Padahal itu soal niat. Kita tidak bisa menakar niat seseorang. Lebih baik terinspirasi dan termotivasi, terus berusaha dan berdoa agar dimampukan dalam hal apapun.

 

“Lapang hati, lapang rezeki,” ini pesan guru saya. Bila ada orang lain posting soal mobilnya yang baru. Buat apa kita berprasangka buruk? Orang lain posting aktivitasnya padat, kenapa harus berprasangka buruk? Lebih baik kita terinspirasi agar dapat mobil serupa. Itu malah jadi doa, ini jadi sugesti.

 

Lalu, apa yang terjadi bila kita berprasangka buruk? Atau malah iri dan dengki saat melihat orang lain berhasil? Pasti, akan tertutup berbagai potensi rezeki. Rugi banget, bila menanamkan prasangka buruk, rasa itu atau dengki atas sebab apapun. Benar-benar rugi!

 

Bila pun ada orang yang sengaja pamer, itu pun urusan dia dengan Allah. Sekali lagi, itu urusan dia dengan Allah. Kita? Lebih baik berprasangka baik. Agar tetap terinspirasi dan termotivasi. Jangan pernah sekalipun merasa iri atau dengki.

 

Beda dengan mereka yang berhati sempit. Mereka yang mudah iri dan dengki. Bahkan merasa dirinya insecure dan gampang sakit hati. Karena mikirnya terlalu berlebihan dan gemar berprasangka buruk. Padahal itu semua hanya persepsi-nya sendiri.

 

Jelas sudah, satu di antara kelemahan kita adalah mudah sekali menilai orang hanya dari penampilan luar atau mendengar dari perkataan orang lain. Kita cenderung suka apabila menilai orang lain, tetapi tidak suka jika orang lain berbalik menilai kita. Terlalu angkuh, sehingga mudah berprasangka buruk dan meremehkan orang lain.

 

Hati-hati dengan prasangka buruk. Hati-hati dengan sikap iri dan dengki. Selain menutup pintu rezeki, prasangka buruk pun membuat sulit untuk maju. Rugi, dan benar-benar rugi!

 

Mulailah latih diri untuk tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, apalagi kepada Allah. Bahwa apapun yang kita raih, pasti sesuai dengan ikhtiar dan prasangka kita. Berhentilah berprasangka buruk karena prasangka itulah yang akan membuat kita sulit maju dan berkembang sampai kapan pun.

 

Biasakan lapang hati, maka akan lapang pula rezeki. Seperti yang dialami TBM Lentera Pustaka selama 7 tahun beroperasi di kaki Gunung Salak Bogor. Semakin sering berprasangka baik, semakin banyak rezeki dan keberkahan yang menghampiri. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *