Saat ngopi bareng dengan sahabat, saya hanya bilang “jangan Apatis” atas apapun. Karena saat bersikap apatis, maka apapun yang jelek-jelek jadi muncul. Tidak bergairah dan sangat jauh dari kemungkinan baik dan berhasil.
Apatis itu sikap sesat. Bikin orang jadi tidak peduli dan tidak perhatian atas apapun. Ujungnya orang yang apatis, pasti tidak mau terlibat dalam urusan apapun. Jangankan berlama-lama, sebentar saja bersikap apatis bisa bahaya. Mungkin kata anak, enaknya main dan nonton TV. Tapi sebagai orang tua, kita harus ingatkan bahwa main pun ada batasnya. Perhatian dan peduli itu perlu, agar tidak bersikap apatis.
Jualan dana pensiun pun tidak boleh apatis. Harus terus bergerak, tawarkan dan sosialisasikan pentingnya dana pensiun. Kan bila belum hari ini jadinya, bisa besok. Edukasi apapun itu penting, untuk membangun kesadaran akan pentingnya bersiap hari tua. Edukasi itu membangun kesadaran. Bila sudah sadar kan tinggal beli bila sudah waktunya. Tapi kalau apatis, maka tidak akan ada apa-apa. Tidak ada yang bisa dihasilkan dari sikap yang apatis.
Jangan apatis, soal apapun. Karena begitu kita apatis, maka ada ruang terbuka untuk bertindak malas dan banyak mengeluh. Jadi bila ada orang yang malas dan kerjanya mengeluh, sudah pasti dia orang yang apatis. Terlalu banyak berdiam diri, tidak peduli, dan malas bergerak. Apatis itu lawannya orang dinamis, orang-orang yang bergerak dan bergairah dalam kesehariannya.
Hati-hati bersikap apatis. Karena apatis itu kunci keburukan. Siapapun yang apatis, pasti tidak akan mampu menunaikan kewajibannya. Siapapun yang apatis, pasti tidak sabar dalam menjalankan pekerjaannya.
Lagi-lagi, jangan apatis. Teruslah bergerak, teruslah ikhtiar. Karena sebentar lagi, hasil yang indah akan segera menghampiri. Maka agar tidak apatis, cobalah sediakan waktu untuk ngopi bareng. Biar terbiasa diskusi dan evaluasi diri, lalu bergerak lagi untuk lebih baik. Salam #YukSiapkanPensiun #TBMLenteraPustaka #EdukatorDanaPensiun