Suatu kali ibuku, pernah membisikkan sesuatu di telingaku. Pelan dan begitu menyentuh. Katanya, “Nak, bila air yang sedikit bisa menyelamatkanmu dari rasa haus. Maka tidak perlu meminta yang lebih banyak bila akhirnya akan membuatmu tenggelam”.
Maka lebih baik selalu merasa cukup dari apa yang kamu miliki. Ya, selalu merasa cukup. Begitulah kata Ibu membisik di telingaku. Hingga kini masih terngiang dan membekas.
Namanya juga manusia, kata ibu, pasti tidak terlepas dari masalah, dari cobaan. Jangan lupa, hanya ada dua hal yang datang silih berganti dalam kehidupan manusia. Yaitu kesenangan dan kesedihan. Selagi masih di dunia, hanya dua kemungkinan, suka atau duka. Itulah kodrat hidup untuk selalu diambil hikmahnya.
Tapi apapun alasannya, tidak ada orang yang selamanya senang atau susah terus menerus. Tidak pula ada yang suka atau duka melulu. Silih berganti dan itu pasti. Maka penting, sikap untuk merasa cukup. Agar selalu bersyukur di kala senang, dan bersabar di kala sedih.
Ingatlah kalimat bisikan Ibu. Saat senang, kamu harus bersyukur. Ketika sedih, kamu harus bersabar. Sebab ketika mampu bersyukur, semuanya akan baik-baik saja. Tapi sebaliknya, ketika lebih banyak mengeluh maka jiwa dan hati selalu terpuruk.
Selalu merasa cukup itu penting. Daripada membandingkan diri dengan orang lain. Bersikap untuk apa adanya, rela menerima dan merasa cukup atas apa yang dimiliki. Bah semuanya sudah pantas untuk kita, dan segalanya atas kehendak Allah. Untuk merasa cukup, siapapun dituntut untuk selalu bersyukur bukan mengeluh.
Sementara sikap rakus hingga jumawa, adalah sikap yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Selalu ingin lebih dan pasti lupa untuk membantu orang lain. Enggan berbuat baik dan mengabaikan manfaat bagi orang lain. Hingga lupa, untuk merasa cukup dalam hidup.
Ibu yang selalu membisikkan di telingaku. Jangan banyak mengeluh. Bila belum mampu bersyukur, hindari mengeluh sana-sini. Terkadang, hidup yang kita keluhkan justru hidup yang sangat didambakan oleh orang lain. Gampang mengeluh dan tidak mau bersyukur, di situ sudah dekat dengan kejahatan.
Merasa cukup, itulah spiritku berada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya sediakan tempat membaca, membimbing dan memotivasi anak-anak kampung untuk membaca buku. Atas dasar komitmen sepenuh hati, konsisten sepenuh waktu. Untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Cukup, cukup, dan cukup. Sambil menjaga ikhlas dalam setiap tindakan.
Dan kini, aku kini membisikkan kepada diriku sendiri. Untuk selalu merasa cukup dalam hidup. Untuk tidak usah khawatir dengan penilaian orang lain. Karena sejatinya, aku tidak disuruh untuk lebih baik dari orang lain. Melainkan hanya hanya berusaha lebih baik dari diriku sebelumnya.
Bersikaplah merasa cukup. Itulah pelajaran literasi paling penting. Maka apapun tentang orang lain, jangan tahu dan jangan pula cari tahu. Tapi carilah lebih banyak tahu tentang ide, gagasan dan pemikiran baik dan bermanfaat. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen