Literasi Uang

Oplus_131072

Tidak dapat dimungkiri, setiap orang dan hidup memang membutuhkan uang. Untuk biaya hidup sehari-hari, untuk belanja atau gaya hidup. Bahkan segala hal yang kita inginkan, hanya bisa diperoleh menggunakan uang. Ngopi pun butuh uang. Kata orang, uang bukan segalanya tapi segalanya pakai uang. Iya juga sih …

 

Hanya saja, banyak orang lupa. Tidak semua  dapat dibeli dengan uang. Cinta dan perhatian dari orang lain, tentu tidak bisa dibeli pakai uang. Apalagi kesehatan, keluarga, atau persahabatan tidak akan pernah bisa dibeli, walau sebanyak apa pun uang yang kita miliki. Sekalipun uang kita banyak, selalu ada yang tidak bisa dibeli dengan uang. Saking mahal harganya, tidak dijual dan ditukar dengan uang. Paham kan?

 

Kita sering lupa. Uang bukanlah satu-satunya kunci kebahagiaan. Uang bukan segalanya, persis seperti pangkat atau jabatan. Uang memang dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Tapi tetap tidak mampu membeli persahabatan atau kepuasan buat n yang diperoleh seseorang. Uang hanya untuk membayar dan membeli. Maka hati-hati dengan uang.

 

Ada yang bilang, uang bisa kok untuk membeli kebahagiaan. Iya tapi sifatnya sementara. Orang nongkrong kafe, kulineran atau rekreasi pakai uang pasti bahagia. Hanya saja sifatnya sementara. Setelah dari kate, makan atau rekreasi ya kembali seperti semula. Efek uang terhadap kebahagiaan cenderung menurun. Penelitian menyebut bahwa memiliki lebih banyak uang tidak selalu membuat seseorang lebih bahagia secara signifikan. Apalagi uangnya digunakan hanya untuk barang-barang konsumtif. Punya barang apa saja, kepuasannya cepat memudar. Sementara kebahagiaan yang hakiki justru datang dari bukan uang. Pengalaman, hubungan baik, hingga kepuasan batin bisa membantu orang lain. Berbuat baik dan menebar manfaat, seperti berkiprah sosial di taman bacaan pasti memberi kebahagiaan tersendiri.

 

Ada kawan saya. Terobsesi punya banyak uang. Dan setelah punya uang justru  jadi sering stres, gelisah bahkan banyak konflik. Kenapa? Karena bila terlalu fokus pada uang, biasanya malah mengorbankan aspek penting lain dalam hidup, seperti persahabatan, kesehatan mental atau keluarga. Akibatnya, meski memiliki banyak uang, dia malah merasa asing, tidak puas bahkan tidak bahagia atas hidupnya. Jadi, hati-hati memperlakukan uang. Apalagi sampai menuhankan uang.

Uang memang penting tapi bukan segalanya. Uang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Justru Kebahagiaan itu datang dari hubungan yang baik, rasa syukur, sikap sabar, dan mau membantu orang lain atas dasar apapun. Hidup yang bermakna itu, sesuatu yang tidak selalu bisa dibeli dengan uang.

 

Bila ada orang yang tidak bahagia dalam hidupnya, itu bukan karena uang. Tapi karena pikiran dan perbuatan buruk yang dilakukannya. Punya uang tapi untuk meremehkan orang lain, untuk kesombongan. Maka lebih baik menjaga hati, bukan mengejar uang.

 

Toh pada akhirnya, hidup tidak dinilai dari berapa banyak uang yang dimiliki. Bukan pula dari berapa banyak ijazah yang telah diraih. Tapi dari seberapa banyak hal-hal baik dan bermanfaat yang kita lakukan untuk orang lain. Bahagia itu bukan uang tapi nilai. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *