Kuliah menulis kreatif fokusnya adalah membangun kemauan menulis yang dimulai dari cara berpikir yang direfleksikan ke dalam tindakan. Sejatinya, menulis kreatif adalah proses menulis yang bertumpu pada daya cipta dan ekspresi personal ke dalam tulisan yang baik dan menarik. Karena itu, menulis kreatif masuk ke dalam rumpun menulis untuk sastra.
Saat ini dibutuhkan kompetensi menulis kreatif di kalangan mahasiswa. Agar mampu menuangkan ide gagasan kreatif ke dalam tulisan sastra. Kompetensi yang berbasis pengetahuan sehingga membentuk sikap dan dituangkan ke dalam proses. Harapannya, menulis kreatif bisa jadi keterampilan dan membuahkan karya tulis kreatif, terlepas nantinya ditekuni sebagai profesi atau tidak.
Saat mengajar kuliah Menulis Kreatif semester 6 PBSI FBS Unindra hari ini (8/3/2025), saya menekankan pentingnya sikap mental kreatif dalam menulis. Menulis dengan cara yang beda sehingga memberi pengalaman batin kepada pembaca. Itu berarti, menulis kreatif tidak cukup hanya dipahami. Tapi lebih dari itu, menulis kreatif sangat membutuhkan kompetensi. Seseorang yang kompeten atau mampu menuangkan ide dan gagasan secara tertulis dengan baik dan menarik, sebagaimana saya tuangkan ke dalam buku “Kompetensi Menulis Kreatif” karya Dr. Syarifudin Yunus, M.Pd. terbitan Ghalia Indonesia.
Menulis kreatif, tentu berbeda dengan menulis ilmiah. Berbeda pula dengan menulis untuk jurnalistik, menulis untuk keperluan akademik atau bisnis. Maka menulis kreatif dapat disebut menulis dengan cara beda. Cara “beda” inilah yang menjadi kekuatan utama menulis kreatif. Setidaknya ada 4 (empat) ciri pembeda karya menulis kreatif, yaitu 1) pikirannya yang beda dalam menghasilkan karya, 2) perilakunya yang beda di saat menulis, 3) batinnya yang beda jadi latar belakang lahirnya sebuah tulisan, dan 4) karya dari menulis kreatif yang memang beda dari lainnya.
Menulis kreatif dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Proses menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu menghasilkan karya cipta yang berbeda, yang tidak hanya baik tetapi juga menarik. Ide dan gagasan yang dituliskan melalui cara yang tidak biasa. Karena itu, menulis kreatif dapat disebut sebagai “kehebatan dalam menuangkan ide dan gagasan”.
Setidaknya, ada 3 (tiga) sifat tulisan kreatif yang menjadi pegangan. Siapapun yang mau berkecimpung dalam menulis kreatif harus memperhatikan tiga sifat tulisan kreatif, yaitu:
1. Imajinatif, tulisan yang menekankan pada daya khayal penulis.
2. Ekspresif, tulisan yang menekankan pada ekspresi penulis.
3. Apresiatif, tulisan yang menekankan pada kesengajaan penulis dalam menyenangi dan menikmati ide ceritanya.
Atas dasar itu, ide cerita menulis kreatif tidak melulu fiksi. Karena memang tidak ada cerita yang 100% fiksi. Semua cerita pasti ter-inspirasi dari realitas kehidupan yang terjadi. Maka sumber penciptaan karya kreatif pada dasarnya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Menulis kreatif harus dilandasi imajinasi yang kuat. Agar mampu mengubah kata-kata atau kalimat yang biasa menjadi tidak biasa. Kata-kata atau kalimat yang berbeda dari kebiasaan. Sebagai contoh tulisan kreatif. Kita tidak cukup menulis sebaris puisi dengan kata-kata “Bulan nampak bersinar terang di langit. Di sekitarnya, tampak awan tipis mengitarinya.”
Tapi baris puisi di atas menjadi lebih kreatif dan berbeda ketika diubah menjadi:
Sinar rembulan menguak dari balik awan tipis. Cahayanya menebar hingga dedaunan pohon. Aku dan dia pun masih bercengkrama hingga larut malam. Tetes embun mulai merambah wajahku, menyaksikan cinta kita berdua.
Dalam kuliah yang relatif santai dan penuh canda hari ini, saya sampaikan bahwa menulis kreatif merupakan kompetensi. Sebuah kemampuan atau kecakapan dalam menuangkan ide-gagasan secara tertulis dengan baik dan menarik. Sebagai kompetensi, menulis kreatif harus memenuhi siklus; 1) pengetahuan, 2) sikap, 3) proses, 4) keterampilan, 5) hasil karya, dan 6) menjadi profesi. Karenanya, kompetensi menulis kreatif adalah gabungan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja kreatif dalam penulisan. Sehingga terbentuk sikap mental dan cara berpikir yang mampu direfleksikan ke dalam kebiasaan dan tindakan sehari-hari.
Jadi, menulis kreatif memang bukan hanya teori. Tapi harus diimbangi dengan praktik menulis dengan cara yang beda. Menulis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki untuk melahirkan karya yang berbeda. Menulis kreatif bukan hanya pelajaran tapi perbuatan. Karena itu, dari kuliah Menulis Kreatif ini, nantinya ditugaskan untuk mencipta karya tulis terkait sastra yang dipublikasikan. Sebagai realisasi dari menulis dengan cara yang beda. Ide tulisan yang berbeda, cara menulis yang berbeda, bahkan gaya penceritaan yang berbeda pula. Perbedaaan dalam menulis atau menghasilkan karya sastra itulah titik tekan menulis kreatif. Salam #MenulisKreatif #AyoMenulis #KompetensiMenulisKreatif