Literasi Orang-Orang Sibuk, Jangan Sampai Kehilangan Diri Sendiri

Bagus untuk diingatkan kepada siapapun di bulan puasa ini. Bahwa “kamu sudah kehilangan banyak hal, jangan sampai kehilangan diri sendiri”. Kalimat itu bisa ditafsirkan berbagai macam. Tapi intinya, jangan pernah larut dalam duka dan kecewa. Segeralah bangkit untuk memperbaiki diri dan bergeraklah ke arah mana pun yang mau dituju. Bergerak dan bergerak untuk hari esok yang lebih baik.

 

Kamu sudah kehilangan banyak hal, jangan sampai kehilangan diri sendiri. Pernyataan itu mengingatkan kita untuk fokus pada diri sendiri, bukan fokus pada urusan orang lain. Jangan pernah membandingkan apa yang dimiliki dengan apa yang dipunya orang lain. Kerjakan saja apapun yang harus dikerjakan, nikmati apa yang ada. Karena sejatinya, apapun tidak ada yang tertukar. Semuanya yang ada di dunia ini, memang sudah pantas untuk kita dan sesuai dengan niat dan ikhtiar yang kita lakukan. Sekali lagi, tidak ada yang tertukar.

 

Seorang kawan saya mengeluh. Katanya, hidup gini-gini saja. Kerja dari pagi hingga larut malam. Tapi katanya, ekonomi tetap saja pas-pasan. Pengen punya ini pengen punya itu tetap tidak bisa kebeli. Akhirnya, sering mengeluh dan mulai membandingkan hidupnya dengan orang lain. Sebagai kawan, saya hanya memberi tahu. Bahwa bekerja itu bukan untuk harta atau kaya, melainkan untuk aktualisasi diri. Kalau urusan harta dan kaya, itu mah urusan Allah SWT.

 

Ada lagi kawan yang hidupnya diatur banget sama waktu. Bersosial nggak bisa karena nggak punya waktu. Membaca buku tidak sempat, tadarusan pun bingung bisanya kapan? Apalagi bersedekah, katanya belum ada waktu yang cocok. Hidupnya diatur sama jam tangannya sendiri. Jadwal aktivitasnya hanya tercantum di kalender yang ada di smartphone-nya. Semuanya ada agendanya, hanya untuk urusan dunia semata. Sangat ketat terhadap waktu tapi urusannya duniawi doang. Terlalu keras mengatur setiap detik dan menit hanya untuk mengejar dunia, hingga lapu untuk diirinya sendiri.

Kita sering lupa. Hanya ada 3 orang yang tidak akan pernah bahagia, Yaitu 1) orang yang menyesali masa lalunya, 2) orang yang mengkhawatirkan masa depannya, dan 3) orang yang gagal menikmati hari sekarang untuk menyeimbangkan urusan dunia dan akhiratnya. Maka nikmatilah hari ini untuk selalu berbuat baik dan menbar manfaat kepada sesama. Tanpa perlu berhitung, tentang untung rugi dari apa yang dikerjakan. Terjebak rutinitas, terkadang justru menjauhkan kita dari arti hidup yang sebenarnya.

 

Adalah hikmah ramadan. Banyak orang menyesal terlalu sibuk, sehingga tidak punya waktu untuk hal-hal sederhana yang bermakna. Sekadar bercengjrama dengan anak-anak yatim dan kaum jompo, bersosial di taman bacaan, atau membahas yang ringan-ringan untuk kesehatan jiwanya sendiri. Hari ini, banyak orang yang merasa tertekan oleh jadwalnya sendiri, oleh tenggat waktu atau standar hidup yang tinggi. Hingga stress dan gelisah berhari-hari. Sebab terllau focus pada perjalanannnya, bukan pada tujuan akhirnya.

 

Unrtuk kamu orang-orang sibuk, hati-hati. Kamu sudah kehilangan banyak hal, jangan sampai kehilangan diri sendiri. Salam literasi #NgaubuRead #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *