Ada yang Pandai Membaca tapi Tidak Pintar Menulis, Terus Kenapa?

Oplus_131072

Sebagian dari kita mungkin hebat dalam hal ini, namun tak hebat dalam hal itu. Ada sebagian dari kita, mungkin pintar dalam perhitungan, namun tidak cerdas dalam merangkai kata. Ada pula sebagian dari kita mungkin rajin membaca, namun tidak pandai menulis. Semua itu lumrah, tidak usah berkecil hati.

 

Memang benar kok, tidak ada di dunia ini manusia yang sempurna. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada orang yang salah melulu tanpa pernah berbuat benar. Salah benar itu silih berganti. Karena memang yang sempurna, hanya Allah semata.

 

Itu hanya sedikit renungan saya, saat menjalani aktivitas sosial sebagai driver motor baca keliling di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ada anak-anak yang tidak akses bacaan sama sekali padahal mereka ingin membaca buku. Sebaliknya, ada anak-anak yang begitu gampang punya akses baca namun si anak tidak mau membaca sama sekali. Semua ada plus dan minusnya.

 

Faktanya, memang ada yang hebat dalam berkata-kata. Tapi tidak hebat dalam bertindak. Persis seperti ada yang sibuk bekerja tanpa berbuat sosial. Tapi ada yang sehari-hari mengurus aktivitas sosial tanpa orang tahu pekerjaannya apa? Begitulah kehidupan di dunia.

 

Tapi satu yang pasti. Kita tidak bisa memaksakan orang lain di untuk bisa menguasai ilmu seluruhnya. Kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk bisa menjadi seperti apa yang kita mau. Kita hanya bisa memfasilitasi dan mengerjakan apa yang harus dikerjakan, hanya ikhtiar. Selebihnya bukan urusan kita. Seperti akses bacaan, kita hanya bisa sediakan secara konsisten. Biarkan proses alamiah yang memilih, siapa yang mau membaca dan siapa yang tidak? Begitu yang terjadi di MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka.

 

Tiap orang pasti berbeda-beda. Punya kelebihan dan kekurangan. Maka jangan hanya fokus pada kekurangan orang tanpa mau melihat kelebihannya. Begitu pula sebaliknya. Agar semua berjalan dengan fair, sepertiga apa adanya saja. Lihatlah para sahabat Nabi SAW , mereka memiliki kelebihan masing-masing. Abu Hurairah dengan ilmu hadisnya, Abdullah bin Abbas dengan tafsirnya, Khalid bin Walid dengan kehebatannya dalam berperang, dan Mush’ab bin Umar yang hebat dalam berbicara. Dengan perbedaan dan berbagai macam kelebihan yang mereka miliki, tidak ada satu riwayat hadits yang mengatakan, bahwa mereka para sahabat saling mencela satu sama lain. Indahnya bukan main, bila memahami arti perbedaan di antara kita.

 

Di balik itu semua, apapun penting untuk selalu introspeksi diri, muhasabah. Untuk selalu melihat dan mengevaluasi diri atas segala perbuatan dan sikap yang telah dilakukan. Merenungkan dan selalu mau memperbaiki diri. Untuk selalu berpihak pada perbuatan baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Asal mau instrospeksi diri, insya Allah cukup.

 

Tidak usah memaksa diri menjadi sempurna. Karena itu melelahkan dan tidak mungkin bisa sempurna. Tiap kita pasti ada lebihnya ada kurangnya. Setuju kan?

 

Toh, kita tidak perlu memaksa kuda untuk terbang atau memaksakan burung untuk berenang? Sama sekali tidak literat. Salam literasi #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *