Belajarlah dari Hujan, Catatan Pagi Pegiat Literasi

Pagi ini, hujan mengguyur kota bahkan desa. Orang-orang yang berangkat kerja pun menyalahkan. “Kok hujan di pagi hari, mana mau berangkat kerja?” Hujan dipersalahkan, maka hujan pun tetap turun. Sebagian yang berwajah muram, menggerutu dalam hati “Duh Tuhan, kenapa hujannya tidak turun nanti malam saja ?”.

Terkadang kita lupa. Hujan di pagi hari itu anugerah-Nya. Saat hujan mungkin, kita bersusah payah sedikit. Memakai jas hujan, payung atau apapun agar tidak basah. Tapi di balik hujan, pasti ada berkah yang tidak terhingga. Maka syukuri saja yang ada, syukuri masih diberi hujan. Karena setelah hujan, pasti matahari dan sinar terang akan muncul kembali. Persis seperti kehidupan, pun setelah gagal, rasa sakit, bahkan kecewa pasti suka dan bahagia pasti menghampiri.

Belajar dari hujan , terimalah apa adanya. Jangan keluhkan hujan, apalagi teriknya sinar matahari. Hujan meski terjatuh berkali-kali, ia tidak pernah berhenti memberi rasa sejuk dan kesuburan pada bumi. Maka hujan selalu memilih terjatuh ke bumi. Karena bumi yang tahu dan selalu memiliki cara untuk menyuruh hujan kembali ke awan. Hujan di mana pun, pasti akan berhenti. Saat hujan di pagi hari, hadapi saja dengan segelas kopi hangat. Karena kita selalu punya dua pilihan; mengarungi samudera untuk bahagia atau berenang di kolam kesedihan?

Hujan, badai, bahkan kegagalan sekalipun bukanlah alasan untuk berhenti berbuat baik. Gagal bukan berarti menyetop tindakan menebar manfaat. Tetaplah ikhtiar dan kerjakan yang baik selagi bisa. Karena selalu ada harapan di balik rasa kecewa. Seperti pasti ada suka di balik duka.

Belajar dari hujan, pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selalu bersyukur sambil tetap membangun sikap optimis. Agar tetap terus bergerak untuk literasi dan taman bacaan yang lebih berdaya. Menjadikan TBM sebagai ladang amal, untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Jangan fokus pada kegagalan apalagi gangguan. Tetap komit dan konsisten ada di taman bacaan, sambil bersikap realistis. Dan jangan pernah peduli atas penilaian orang lain. Karena orang lain, tidak kasih makan tidak pula menyekolahkan kita.

Belajarlah dari hujan. Berkali-kali jatuh namun tetap menyegarkan. Karena jatuh dan gagal bukan tempat terakhir untuk berjuang. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *