Minat baca yang tinggi sulit bisa diraih anak-anak Indonesia bila akses buku bacaan masih terbatas. Faktanya, masih banyak anak-anak kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan, termasuk perpustaak. Apalagi di tengah gempuran era digital, keberadaan perpustakaan sekolah pun kian bermasalah. Maka wajar, tersedianya akses bacaan yang memadai kian “jauh panggang dari api”. Makin tidak diperhatikan akses bacaan ke anak-anak di kampung.
‘
Berangkat dari keprihatinan itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka menjalankan program “motor pustaka” keliling dari kampung ke kampung. Untuk sediakan akses bacaan ke anak-anak usia sekolah. Berbekal motor pustaka hibah dari Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) yang didukung Kemdikbud RI, Dana Indonesiana, dan LPDP, motor pustaka seminggu dua kali menyambangi kampung padat penduduk di kaki Gunung Salak. Seperti yang dilakukan pada Minggu, 30 April 2023 ke Kampung Jami Desa Seukaluyu Kec. Tamanssari Kab. Bogor. Adalah Syarifudin Yunus, pegiat literasi TBM Lentera Pustaka menjelajah jalan bebatuan, menggelar tikar, membaca buku bersama, lalu memberi edukasi pentingnya membaca buku. Aktivitas motor pustaka ini dilengakpi 200 buku bacaan dan 2 buah tikar sebagai alas baca, serta didampingi 5 relawan TBM Lentera Pustaka.
“Motor Pustaka TBM Lentera Pustaka ini tidak muluk-muluk. Hanya untuk sediakan akses bacaan anak-anak di kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan, tidak ada tempat membaca. Karenanya, kami seminggu dua kali menyambangi kampung yang padat penduduk. Dengan dukungan relawan yang ada, Insya Allah kami istikomah menjalankan program motor Pustaka hibah dari Pustaka Bergerak Indonesia ini” ujar Syarifudin Yunus, pegiat literasi TBM Lentera Pustaka di Bogor.
Hadirnya motor pustaka yang keliling kampung sediakan akses bacaan ini kian membuktikan bahwa minat baca anak dapat dibentuk bila tersedia akses bacaannya. Karena itu, gerakan literasi yang ideal adalah menyediakan sebanyak-banyaknya akses bacaan. Tentu, berbentuk buku-buku bacaan bukan e-book. Karena perangkat digital di kampung-kampung masih bermasalah. Apalagi di wilayah yang prasejahtera. Melalui kegiatan motor pustaka ini, TBM Lentera Pustaka juga mengkampanyekan anak-anak usia sekolah agar tidak putus sekolah atas sebab apapun dan menekan pernikahan dini.
Ke depan, aktivitas motor pustaka TBM Lentera Pustaka akan dikemas lebih asyik dan menyenangkan anak-anak. Misalnya sambil menyediakan makanan ringan agar anak-anak lebih tertarik membaca buku, di samping memotivasi anak-anak melalui cerita dongeng yang ada di buku-buku bacaan. Agar membaca buku tidak membosankan.
Patut diketahui, sejak berdiri 6 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini mengelola 15 program literasi, yaitu 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) Motor Pustaka atau MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Berantas Buta Aksara Al Quran. Koleksi buku tadinya hanya 600 buku, kini mencapai lebih dari 10.000 buku bacaan. Dengan dukungan 5 wali baca dan 12 relawan, kini TBM Lentera Pustaka beroperasi 6 hari dalam seminggu dan tidak kurang dari 200 orang menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.
Melalui kiprah motor pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor ini, Syarifudin Yunus bertekad untuk membangun peradaban anak-anak melalui buku bacaan sekaligus membentuk akhlak dan kesadaran akan pentingnya sekolah. Salam literasi!