Biar Nggak Lelah di Taman Bacaan

Di ujung tahun yang sebentar lagi berakhir. Banyak sahabat, mulai lelah berkiprah di dunia sosial. Mulai kehilangan motivasi mengelola taman bacaan. Mulai malas-malasan mengerjakan aktivitas yang sudah biasa dijalani. Mengajar buta aksara, mengajar calistung, membimbing anak-anak yang membaca, atau menjalankan motor baca keliling. Mungkin, berkiprah sosial di taman bacaan dianggap begitu-begitu saja. Cara pandangnya berubah jadi semakin negatif. Mulai merasa lelah, hati-hati itu penyakit mental.

 

Jangankan di taman bacaan, di dunia bisnis di dunia pekerjaan pun begitu. Banyak orang mulai merasa capek banget bekerja. Lelah banget berbisnis. Bahkan merasa lelah bergaul. Mulai merasa bosan dan dianggap begitu-begitu saja. Pikiran mulai penat, hati mulai sumuk, dan sudah berpikir untuk menghindari rutinitas yang tidak berkesudahan. Mumpung mau tahun baru, bikin resolusi bikin target baru. Tapi sayangnya, semuanya hanya dimulai dari perasaan lelah dan capek banget. Hati-hati, begitulah penyakit hati bekerja.

 

Jangan pernah merasa lelah, apalagi capek banget.  Karena begitulah kisah dan rasa orang yang sedang berjuang. Apalagi di berkiprah di taman bacaan, terkadang merasa sendirian. Seakan tidak ada yang membantu. Itu hanya perasaann subjektif kok. Berhentilah menyalahkan segalanya. Kerjakan saja setiap kebaikan dengan sepenuh hati.  Tata ulang hati dan pikiran untuk menjadikan tiap aktivitas sosial sebagai jalan untuk meraih berkah dan Bahagia. Jangan pernah menyerah apapun yang terjadi, apalagi bila sudah dirintis bertahun-tahun. Karena tiap tebaran kebaikan tidak akan pernah sia-sia. Syukuri dan hargai apapun kebaikan yang sudah ada dan dimiliki.

 

Berjuang itu memang tidak mudah. Ikhtiar pun bukan tanpa tantangan. Apalagi untuk mengubah keadaan dan nasib menjadi lebih baik. Mengubah standar hidup ke arah lebih baik. Meniti jalan hidup kebaikan dan menebar manfaat kepada sesama. Selalu ada risiko dan tantangan di balik cita-cita besar literasi dan kiprah sosial, di mana pun. Namanya berjuang untuk keadaan lebih baik, tentu tidak mudah tidak gampang. Berubah untuk lebih baik.

Semua yang namanya perubahan itu memang tidak enak. Seperti pohon yang berjuang  biji, tunas, hingga menjadi pohon yang berbuah lebat. Prosesnya pasti penuh rasa lelah dan menyakitkan. Berkiprah sosial di taman bacaan pun begitu. Dari merintis, mengajak anak membaca, menjalankan program literasi hingga bertahaan dalam kondisi apapun. Imam Ahmad bin Hanbal RA pernah ditanya: “Wahai imam, kapankah waktu istirahat itu?” Beliau jawab: “(istirahat yang sesungguhnya ialah) pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam Surga.”

 

Lelah atau capek memang manusiawi. Maka bila lelah atau capek, tidak apa-apa rehat sejenak. Istirahat sebentar sambil sedikit menoleh ke belakang. Betapa banyak hal baik dan bermanfaat yang sudah dilakukan. Maka berterima kasihlah ke diri sendiri, sanjung dan beri apresiasi. Atas apa yang sudah dicapai, dengan sepenuh hati dan pantang menyerah. Apapun dan siapapun, saat mengejar impian, jangan lupa bersyukur terhadap apa yang sudah diperoleh. Dan yang paling penting, sadari betapa banyak pahala yang sudah didapatkan dari berlelah-lelah mencari bekerja, berbisnis, atau bersosial di taman bacaan. Karena pahala, mulai dihitung dari niat, proses hingga tuntasnya aktivitas yang dilakukan.

 

Dan keraguan dan rasa frustrasi adalah musuh terbesar dalam berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun, termasuk di taman bacaan. Sungguh di dunia ini, memang hanya tempat untuk mengumpulkan pahala dan kebaikan, bukan yang lainnya. Maka kuatkan kembali kaki untuk menapak dan melangkan baik kebaikan di bumi ini. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *