Catatan HUT ke-76 RI, Taman Bacaan Berjuang untuk Merdeka?

Tiap bulan Agustus, merah putih berkibar di mana-mana.

Entah itu, hanya seremoni, peringatan atau apa? Yah katanya, paling minim ikut meramaikan-lah. Kemerdekaaan Republik Indonesia. Merdeka gitu loh. Bila tidak bisa ikut berjuang angkat senjata ya minimal berjuang pasang bendera, pasang merah putih. Lalu, berteriak walau tidak lantang. “Mari berjuang untuk Indonesia”. Merdeka, merdeka, merdeka!

 

Jadi apa sih sebenarnya arti berjuang itu?

Banyak orang lupa. Berjuang itu berarti “melakukan sesuatu untuk lebih baik”. Bukan pasrah atau membiarkan ketidak-baikkan melanglang buana. Hoaks, ujaran kebencian, bahkan fitnah ya harus dilawan, bukan disebarkan. Menurut KBBI, berjuang itu “berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu; berusaha penuh dengan kesukaran dan bahaya”. Itu berarti, berjuang itu pantang menyerah, harus sekuat tenaga. Berjuang pun ada risiko-nya.

 

Maka membangun lingkungan yang aman, menciptakan lingkungan yang ber-akhlak baik adalah perjuangan. Bukan sebaliknya, hanya bicara tentang kebaikan sambil menjelekkan orang lain di grup WA. Bukan pula berjuang sebatas pikiran tapi tidak melakukan apapun. Berjuang itu ikhtiar, bukan berdiam diri atau membiarkan kebobrokan. Termasuk berjuang untuk mau menerima masukan, menerima saran untuk perbaikan. Ikhtiar memahami perbedaan juga berjuang.

 

Berjuang itu harus jelas apa yang diperjuangkan. Berjuang dari keadaaan apa dan mau jadi bagaimana? Misalnya dari keadaan “anak-anak yang jauh dari buku jadi dekat dengan buku”. Berjuang dari tadinya buta aksara jadi bis abaca-tulis. Maka siapa pun yang berjuang di jalan apapun, boleh disebut “pejuang”. Karena memang ada yang diperjuangkan, apapun kondisi dan keadaannya. Berjuang itu bukan ramai di medsos atau di grup WA. Tapi tidak ada yang diperjuangkan untuk kemanfaatan orang banyak.

 

Seperti para pahlawan dulu. Mereka berjuang siang malam melawan penjajah. Maka bangsa Indonesia jadi merdeka. Bebas dari belenggu penjajahan, bebas dari penindasan. Itulah buah dari perjuangan. Tapi sayang, zaman begini. Banyak orang pintar tapi perjuangan konkret-nya nihil. Terlalu percaya otak dan akal. Tapi hati nurani-nya menjauh dari realitas. Argumen sana argumen sini tapi hanya utopia. Sibuk memperjuangkan mimpi-mimpi yang tidak sejalan dengan kenyataan.

 

Terus apa itu merdeka?

Merdeka itu berarti bebas. Bebas dari apapun. Bebas dari pencurian, bebas melindungi hak asasi semua orang. Maka orang merdeka itu tidak terikat pada apapun. Tidak bergantung kepada orang lain. Tapi bila masih ada pencurian, masih ada yang kemalingan yang berarti belum merdeka. Itulah kemerdekaan yang hakiki.

 

Lebih dari itu, orang yang merdeka itu mampu memerdekakakn orang lain. Bila ada anak yang tidak gemar membaca jadi mau membaca. Bila tidak punya tempat baca jadi punya tempat membaca ya itu memerdekakan. Bahkan anak-anak difabel yang tadinya tidak punya tempat belajar dan bermain kini bisa datang ke taman bacaan itu juga memerdekakan.

 

Maka banyak orang bilang. Kemerdekaan itu terjadi saat siapapun merasa aman, merasa sehat, merasa selamat. Bila itu belum terjadi, maka belum ada kemerdekaan, Belum bebas, belum sepenuhnya tidak terjajah. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. Agar siapapun punya hak untuk berkarya, berbuat kebaikan. Bukan sebaliknya.

 

Jadi, sebenarnya apa sih “berjuang” dan “merdeka”? Berjuang itu fokus pada tujuan baik bukan yang buruk. Merdeka itu mampu menyajikan solusi atas masalah, bukan berkutat pada masalah tanpa solusi. Maka jadilah literat dalam perjuangan dan kemerdekaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *