Catatan Pegiat Literasi, Apa Perlu Kita Mendapat Pengakuan Orang Lain?

Oplus_131072

Terkadang, banyak orang menghabiskan waktu untuk menilai orang lain. Entah kenapa? Karena peduli atau kepo. Bila sudah menilai pun sering kali diikuti dengan menghakimi. Beginilah, begitulah, dan bila bla bla.

 

Memang benar, selalu ada dua sisi dalam kehidupan. Seperti halnya sebuah koin, baik atau buruk. Tapi anehnya, ada saja orang-orang yang hanya bisa menilai buruk orang lain tanpa bisa menilai diri sendiri. Katanya mau jadi orang baik. Tapi kerjaannya yang buruk-buruk. Antara realitas berbeda dengan harapannya sendiri. Susah diajak literat!

 

Mungkin ada benarnya. Bila ada yang beranggapan orang itu tidak pernah mengingat dan menghargai kebaikan orang lain. Bisanya hanya melihat kelemahan orang lain. Terkadang malah mencari-cari kesalahan. Terlalu banyak prasangka. Lalu akhirnya, menghakimi orang lain dibilang buruk dan bla bla bla.

 

Ibarat air jernih yang mengalir. Apapun yang dihadapi dan di mana pun berada. Tetap menjadi baik sampai akhir. Selalu ikhtiar berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Terserah orang lain mau bilang apa, bahkan mau menilai apa? Karena sejatinya, kebaikan tidak memerlukan pengakuan.

 

Seperti saat berkiprah di taman bacaan. Membimbing anak-anak yang membaca, mengajar kaum buta aksara, bahkan menjalankan aktivitas motor baca keliling. Semua dilakukan demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Maka setiap perbuatan baik, cukup dijaga dan dipelihara dengan penuh komitmen dan konsisten. Begitulah yang diyakini relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

 

Siapapun, ketika berbuat baik tidak perlu membuktikan apa-apa. Cukup berpegang pada kejujuran hati, pada nurani diri sendiri. Tidak perlu menjelaskan apa dan siapa diri kita. Sebab orang yang memahami kita tidak perlu itu. Dan orang yang benci lagi iri pada kita pasti tidak percaya itu. Jadi, tetaplah menjadi Baik sampai akhir..

 

Ketahuilah Sob, hujan yang turun pati menyirami semua bunga, termasuk bunga bakung dan ilalang. Selalu mau menumbuhkan padi di sawah maupun semak berduri. Karenanya, kebaikan tercurah bagai hujan. Untuk membantu dan menyelamatkan siapapun tanpa membedakan orang.

Maka hati-hati dan waspada. Jangan pernah menilai seseorang dari pendapat orang lain. Jangan pula menilai orang lain dari masa lalunya. Karena mereka tidak hidup di sana lagi. Bila ada yang ingin diketahui, bertanyalah. Jangan menghakimi apalagi memfitnah dengan isi yang tidak sepenuhnya benar. Jangan sampai, kita mudah menilai orang lain tapi sulit menilai diri sendiri.

 

Setiap orang memiliki ceritanya sendiri. Tidak usah terlalu banyak komentar atau menilai orang lain. Berhentilah menghakimi, cobalah untuk memahami.

 

Sebab, bila kita mau dimengerti cobalah mengerti tentang orang lain. Dan kita hanya bisa mengenal orang lain dan memperlakukan orang lain dengan baik bila kita mengenal diri kita sendiri.

Jadi, apa kita perlu pengakuan orang lain? Jadilah literat #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *